<p>Ilustrasi milenial. Dok: Pexel.</p>
Gaya Hidup

Ekonom INDEF Bagi Tips Kelola Keuangan buat Milenial

  • JAKARTA – Ekonom dan peneliti Institute of Economic and Development (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara membagikan sejumlah tips bagi milenial para pekerja muda untuk mengelola keuangan di tengah pandemi. “Pertama, adalah membuat daftar prioritas dalam pembelian barang dan tahu batasan dalam transaksi sesuai dengan kemampuan. Utamakan membeli barang yang menunjang produktivitas kerja,” kata Bhima dipetik dari […]

Gaya Hidup

Gloria Natalia Dolorosa

JAKARTA – Ekonom dan peneliti Institute of Economic and Development (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara membagikan sejumlah tips bagi milenial para pekerja muda untuk mengelola keuangan di tengah pandemi.

“Pertama, adalah membuat daftar prioritas dalam pembelian barang dan tahu batasan dalam transaksi sesuai dengan kemampuan. Utamakan membeli barang yang menunjang produktivitas kerja,” kata Bhima dipetik dari Antara, Rabu, 4 November 2020.

Menurut Bhima, salah satu barang yang menunjang produktivitas kerja adalah laptop. Melalui laptop, pengguna bisa mengembangkan kreativitas dan inovasi seperti melakukan hobi tersendiri, dan tak menutup ide-ide baru.

Bahkan, bisa saja pengguna mengembangkan hobi dan ide tersebut sebagai sebuah usaha kecil-kecilan hingga perusahaan rintisan (start-up).

Bhima mendorong milenial untuk tidak takut berinvestasi, asalkan sudah memahami informasi produk sekaligus risikonya. Kemudian, sisihkan uang pemasukan untuk ditabung, dan gunakan untuk mulai berusaha.

Ia juga mengatakan, milenial sudah harus mampu memahami nilai tambah dan jangka panjang dari pengeluaran atau transaksi yang dilakukan.

Selain itu, karena adanya situasi pandemi, Bhima menyarankan milenial untuk mulai membuat perencanaan keuangan jangka panjang, paling tidak hingga tahun 2022.

“Kalau bisa, sekarang ini harus mulai bikin perencanaan keuangan sampai tahun 2022. Selain karena pandemi yang masih belum jelas kapan selesainya, ada juga situasi ke depan termasuk perang dagang, politik global, harga komoditas yang juga tak bisa diprediksi,” tuturnya.

“Isitilahnya, ini prepare for the worst. Buat pos-pos dana, dan paham apa yang mau dibeli dan tidak, serta harus sesuai kebutuhan,” ujar Bhima.