Ilustrasi Mobil Listrik - Panji 2.jpg
Nasional

Ekonom Prediksi Industri Baterai untuk Kendaraan Listrik Bakal Perbaik Neraca Dagang RI

  • Ketersediaan nikel yang berlimpah menjadikan Indonesia sebagai negara dengan masa depan terang-benderang dalam mengembangkan teknologi kendaraan listrik.Dari su
Nasional
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

JAKARTA - Ketersediaan nikel yang berlimpah menjadikan Indonesia sebagai negara dengan masa depan terang-benderang dalam mengembangkan teknologi kendaraan listrik.

Dari sudut pandang makroekonomi, berkembangnya industri nikel dan baterai mobil listrik yang berorientasi ekspor tersebut akan memiliki kontribusi signifikan terhadap stabilitas ekonomi Indonesia.

Guna memperkuat posisi dalam rantai pasokan global terutama untuk logam dasar dan baterai mobil, perhatian sejumlah investor tentu saja sangat diperlukan. Inilah yang diungkapkan oleh Chief Economist Citi Indonesia, Helmi Arman yang dipublikasikan lewat riset yang dilakukan oleh Citi Bank. 

“Masuknya investasi di sektor logam dasar dan baterai mobil listrik berpotensi memperbaiki struktur neraca perdagangan hingga menaikkan peringkat utang Indonesia; walaupun dalam hal menjaga stabilitas nilai tukar,diferensial suku bunga kebijakan tetap harus diperhatikan,” ujar Helmi seperti dikutip lewat pernyatan tertulis yang diterima TrenAsia.com Kamis, 3 November 2022.

Ia menambahkan bahwa belakangan ini, pasar valuta asing(valas) cenderung terjaga meski masih mendapat tekanan paska penarikan stimulus moneter dan kenaikan suku bunga di Amerika. Helmi berpendapat, membaiknya struktur pasar valas selama dua tahun ini memang disumbang juga oleh tingginya harga komoditas eksporlainnya seperti batu bara dan sawit. Namun peranan ekspor logam dasar juga signifikan dan akan terus meningkat.

Sebagai informasi, pada sudi riset yang dilakukan, kontribusi ekspor logam dasar dan baterai mobil listrik terhadap neraca perdagangan Indonesia diperkirakan dapat mencapai hingga 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dalam tiga tahun ke depan.

Apabila ketergantungan pasar valas terhadap pasokan dari aliran dana asing ke pasar modal dapat diturunkan, seiring dengan membesarnya pasokan valas hasil ekspor, maka peringkat utang Indonesia berpeluang meningkat dari BBB menjadi BBB+.

Ke depannya, Helmi optimis Indonesia akan masih bisa bersinar dengan berkembangnya sumber-sumber ekspor baru, di saat banyak negara lainnya menghadapi prospek penurunan ekspor dan pertumbuhan ekonomi yang struktural.


Seperti diketahui, Indonesia telah dikenal sebagai produsen nikel terbesar dunia dengan memiliki 23,7% porsi cadangan bijih nikel dari seluruh cadangan dunia, sehingga mampu memproduksi bijih nikel dalam jumlah besar secara berkelanjutan.

Selain itu, Indonesia juga memiliki cadangan kobalt yang besar. Kobalt sendiri merupakan salah satu bahan utama yang diperlukan untuk membuat baterai. Cadangan nikel dan kobalt yang besar akan mempengaruhi produksi baterai dikarenakan komponen kobalt dan nikel mencakup kisaran 90 persen dari total komponen baterai.

Ke depannya, tren pemakaian kendaraan listrik berbasis baterai diprediksi akan terus meningkat, mengingat semakin banyak negara yang mengoptimalkan penggunaan energi bersih dengan menurunkan ketergantungan pada bahan bakar minyak.