<p>Karyawan menghitung mata uang Rupiah di salah satu tempat penukaran uang atau Money Changer di kawasan Melawai, Jakarta, Senin, 9 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Ekonomi China dan Utang Amerika Berpotensi Lemahkan Rupiah

  • Menurut data perdagangan Bloomberg, Senin, 15 Mei 2023, nilai kurs rupiah dibuka melemah 40 poin ke posisi Rp14.790 per-dolar AS.

Pasar Modal

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Di tengah penantian hasil negosiasi kenaikan batas utang Amerika Serikat (AS) dan perlambatan ekonomi China, nilai kurs rupiah berpeluang melemah pada perdagangan hari ini.

Menurut data perdagangan Bloomberg, Senin, 15 Mei 2023, nilai kurs rupiah dibuka melemah 40 poin ke posisi Rp14.790 per-dolar AS.

Pada perdagangan sebelumnya, Jumat, 12 Mei 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 30 poin di level Rp14.750 per-dolar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah pada perdagangan hari ini dipengaruhi di natarnya oleh kekhawatiran krisis perbankan AS yang memicu penguatan status USD sebagai aset safe haven.

Selain itu, pelaku pasar juga masih menunggu hasil negosiasi kenaikan batas utang AS sementara data ekspor dan impor China yang menunjukkan penurunan mengindikasikan perlambatan ekonomi China sebagai mitra dagang utama Indonesia dan dapat berpengaruh terhadap melemahnya rupiah.

"Tapi, di sisi lain, ekspektasi pasar soal bank sentral AS tidak akan menaikkan suku bunga acuannya untuk sementara bisa menjadi katalis untuk menahan penguatan dolar AS," ujar Ariston kepada TrenAsia, Senin, 15 Mei 2023.

Sementara itu, data neraca perdagangan Indonesia dikatakan Ariston bisa menjadi pemicu penguatan rupiah pada perdagangan hari ini.

Surplus yang terjadi seiring dengan kenaikan pertumbuhan ekspor dinilai Aristone dapat membantu rupiah untuk menahan tekanan dari dolar AS.

Menurut Ariston, untuk perdagangan hari ini, nilai kurs rupiah berpotensi melemah ke arah Rp14.800 per-dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.700 per-dolar AS.