<p>Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Ekonomi China Melesat, Ekspor Indonesia Kecipratan Berkahnya

  • Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi China yang melesat 18,3% membawa berkah bagi perekonomian Indonesia. Ekspansi di China, kata Sri Mulyani, menarik aktivitas perdagangan internasional Indonesia secara signifikan sepanjang Januari hingga Maret 2021.

Industri
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi China yang melesat 18,3% membawa berkah bagi perekonomian Indonesia.

Ekspansi di China, kata Sri Mulyani, menarik aktivitas perdagangan internasional Indonesia secara signifikan sepanjang Januari hingga Maret 2021.

“Setiap kali ekonomi China naik, negara emerging market ikut tertarik manfaatnya,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA, Kamis 22 April 2021.

Hal ini nampak dari volume ekspor Indonesia ke China pada Maret 2021 yang menembus US$18,35 miliar. Capaian tersebut meningkat 20,31% jika dibandingkan Februari 2021 yang sebesar US$15,26 miliar.

“Kita mulai menuju pada situasi normalisasi. Respon ini dari penjualan dan permintaan yang telah pulih,” terang Sri Mulyani.

Melonjaknya aktivitas perdagangan Indonesia ke China turut berkontribusi terhadap nilai ekspor Indonesia yang tumbuh 30,47% year on year (yoy) pada Maret 2021.

Adapun nilai Indonesia pada Maret 2021 melesat 20,31% month to month (mtm) dibandingkan Februari 2021.  Indonesia mencatatkan nilai ekspor sebesar US$18,35 miliar pada Maret 2021.

Selain itu, Baltic Dry Index pada April 2021 juga semakin terkerek naik dan menyentuh level tertinggi sejak September 2019.

Kondisi itu mengisyaratkan perdagangan global yang sudah kembali ramai sejak adanya pandemi COVID-19 pada tahun lalu.

Tidak hanya itu, kondisi pemulihan ekonomi Indonesia terdongkrak akibat capital income yang mengalami perbaikan pada Maret 2021. Hal ini, kata Sri Mulyani, berdampak positif terhadap investasi asing ke Indonesia.

“Volatilitas pasar turun serta ada capital inflow ke emerging market sehingga berdampak positif terhadap Surat Berharga Negara (SBN) dan pasar modal,” terang Sri Mulyani.

Kondisi ini dapat ditengok dari membaiknya jumlah penawaran terhadap SBN Indonesia. Pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara terakhir pada Selasa, 20 April 2021.

Jumlah penawaran yang masuk naik dari Rp14,6 triliun pada lelang 6 April 2021 menjadi Rp17,9 triliun pada lelang 20 April 2021. (RCS)