Ekonomi China Semakin Terganggu dengan Bencana Banjir dan Gelombang Panas
- Banjir dan temperatur panas ekstrem telah menelan beberapa korban jiwa di China.
Dunia
BEIJING – Banjir dan temperatur panas ekstrem telah menelan beberapa korban jiwa di China.
Di Provinsi Zhejiang, dekat ibu kota Beijing, suhu pada hari Rabu, 13 Juli 2022 sempat tercatat pada titik 42°C, menurut laporan AP News.
Provinsi tetangga yang berada di pesisir, Jiangsu dan Fujian juga mencatatkan suhu panas ekstrem. Sementara itu, wilayah Henan, Sichuan, dan Helongjiang melaporkan beberapa korban yang harus dilarikan ke rumah sakit akibat suhu ekstrem yang berbahaya.
- IHSG Berpotensi Menguat Terbatas, Intip 7 Jagoan Saham Hari Ini
- PTPP Kantongi Kontrak Baru Rp10 Triliun, Berikut Proyek Konstruksi yang Digarap
- Astronom Terima Sinyal Radio dari Luar Angkasa, Pesan Alien?
Selain diterjang gelombang panas, beberapa wilayah di China juga mengalami musibah banjir yang menelan satu korban jiwa dan delapan orang masih hilang di Sichuan.
Para ahli menyebutkan bahwa cuaca ekstrem yang belakangan sering muncul akibat perubahan iklim menjadi penyebab bencana banjir. Hal ini disebabkan oleh suhu panas yang akan lebih banyak menyimpan air lalu menghasilkan hujan deras.
Ribuan orang di daerah rawan banjir di China telah diminta untuk mengungsi mengingat bahaya yang mengancam.
Kini, bencana itu semakin memperparah kondisi ekonomi China yang telah terganggu oleh peraturan COVID-19 yang masih ketat dan gangguan rantai pasokan.