Ilustrasi Bank Dunia.
Nasional & Dunia

Ekonomi Global 2021 Bisa Tumbuh 4%, Bank Dunia Pesan Pentingnya Koloborasi

  • JAKARTA – Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global tahun ini bisa menyentuh level 4%. Rilis terbarunya mengatakan, angka tersebut dapat tercapai apabila vaksinasi COVID-19 dan investasi global berjalan efektif. Mengutip Global Economic Prospects Januari 2021, sejumlah faktor yang bisa menggagalkan proyeksi pertumbuhan antara lain memburuknya virus, penundaan pengadaan vaksin dan distribusi, serta tekanan keuangan di […]

Nasional & Dunia
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global tahun ini bisa menyentuh level 4%. Rilis terbarunya mengatakan, angka tersebut dapat tercapai apabila vaksinasi COVID-19 dan investasi global berjalan efektif.

Mengutip Global Economic Prospects Januari 2021, sejumlah faktor yang bisa menggagalkan proyeksi pertumbuhan antara lain memburuknya virus, penundaan pengadaan vaksin dan distribusi, serta tekanan keuangan di tengah tingkat utang yang tinggi.

Sementara itu, negara berkembang nampaknya akan mengalami pemulihan yang tidak merata. Secara rata-rata, prediksi pemulihan bisa berada di 5% dan menjadi 4,2% pada 2022. Peningkatan tersebut banyaknya terdorong oleh pemulihan ekonomi China.

Jika tidak, pertumbuhan ekonomi di negara berkembang hanya berkisar 3,5% pada 2022. Saat ini, negara berkembang terbebani dengan jatuhnya pendapatan per kapita pada lebih dari 90% negara berkembang.

Kondisi ini lantas menyebabkan jutaan orang kembali masuk dalam garis kemiskinan. Pada lebih dari seperempat negara berkembang di dunia, pandemi diperkirakan telah menghapus setidaknya 10 tahun capaian pendapatan per kapita ke belakang.

Sementara itu, pendapatan per kapita pada 2022 dari dua pertiga negara berkembang diproyeksikan akan lebih rendah dari 2019.

Kebijakan moneter negara berkembang kemungkinan besar akan tetap akomodatif di tengah tekanan inflasi dan ekspektasi kebijakan moneter yang ekspansif. Meski memasuki krisis dengan tingkat utang yang tinggi, banyak EMDE yang telah menerapkan kebijakan fiskal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Namun demikian, jumlah stimulus di negara berkembang jauh lebih terbatas. Terutama di negara-negara dengan kapasitas fiskal yang terbatas, seperti negara berpenghasilan rendah. Untuk itu, Bank Dunia memberikan catatan sejumlah langkah yang bisa diambil pemerintah untuk mengatasi perekonomian pascapandemi.

Kerja Sama Antarnegara dan Ekonomi Hijau

Langkah-langkah yang direkomendasikan antara lain membuat fondasi yang kuat dalam bidang kesehatan dan pendidikan, memprioritaskan investasi pada teknologi digital, meningkatkan tata kelola, dan meningkatkan transparansi utang.

Mendukung investasi di proyek infrastruktur hijau dan mendorong adopsi ekonomi yang berkelanjutan

dapat mendukung tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi. Nilai lebih dari kebijakan ini juga sekaligus berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim.

Selanjutnya, mengenai tata kelola yang lebih baik dan pengurangan korupsi dapat menjadi dasar untuk pertumbuhan jangka panjang yang lebih tinggi. Transparansi utang yang meningkat akan menjadi kunci untuk memitigasi risiko utang negara dan keuangan.

Satu hal yang tak kalah penting adalah kerja sama global. Ini akan mendukung negara yang rentan untuk mencapai pemulihan global yang berkelanjutan dan inklusif. Terkait tingkat utang yang tinggi, pengurangan utang yang terkoordinasi secara global dan transparan dapat membantu banyak negara.