<p>Wisma BNI 46 menjadi simbol gedung-gedung pencakar langit di Jakarta / Shutterstock</p>
Makroekonomi

Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen, Rupiah Cenderung Stabil

  • Bank Indonesia (BI) memprediksi, wilayah yang akan mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), Bali-Nusa Tenggara (Balinusra), dan Kalimantan.

Makroekonomi

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 diprediksi akan berada dalam kisaran 4,7 persen hingga 5,5%. Prediksi ini didorong oleh beberapa faktor utama, seperti konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor barang.

“Pertumbuhan ekonomi 2024 diprakirakan berada dalam kisaran 4,7% hingga 5,5%,” terang Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, dilansir dari siaran pers, Kamis, 18 Juli 2024.

BI memprediksi, wilayah yang akan mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), Bali-Nusa Tenggara (Balinusra), dan Kalimantan. Ketiga wilayah ini menunjukkan potensi besar mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan berbagai proyek infrastruktur dan peningkatan aktivitas ekonomi lokal.

Bank Indonesia mengklaim pihaknya akan memperkuat sinergi antara stimulus fiskal dan kebijakan makroprudensial. Hal ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. 

BI akan fokus pada langkah-langkah yang dapat mengoptimalkan penggunaan anggaran dan memastikan stabilitas sektor keuangan.

Selain itu, koordinasi kebijakan dengan pemerintah terus ditingkatkan untuk memitigasi dampak risiko tingginya ketidakpastian global. Berbagai langkah strategis akan diambil untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mengantisipasi perubahan kondisi eksternal yang dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia.

Indonesia diharapkan mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang positif meskipun di tengah tantangan global yang tidak menentu. Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan akan menjadi fondasi kuat bagi kesejahteraan masyarakat dan pembangunan nasional.

Nilai Tukar Rupiah Optimistis Stabil

Nilai tukar rupiah per 18 Juli 2024 menguat sebesar 1,21% dibandingkan dengan posisi akhir Juni 2024, berada di angka Rp16.160 per dolar. 

“Ke depan, nilai tukar rupiah diprakirakan bergerak stabil dalam kecenderungan menguat,” tambah Perry.

Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan bulan lalu yang sempat menyentuh Rp16.450 per dolar, hampir memecahkan rekor pasca-reformasi yang kala itu berada dikisaran Rp16.700. 

Penguatan rupiah dipengaruhi oleh intervensi Bank Indonesia (BI) dan fundamental ekonomi yang kuat. Rupiah juga mencatat pelemahan yang lebih baik dibandingkan dengan mata uang Asia lainnya seperti Yen Jepang. 

Ke depan, penguatan rupiah akan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti yield yang menarik, inflasi yang rendah, pertumbuhan ekonomi yang stabil, dan komitmen BI untuk menstabilkan rupiah.

Untuk menstabilkan pertumbuhan ekonomi dan mendorong stabilitas nilai tukar Rupiah, BI juga mengoptimalkan instrumen moneter pro-pasar, seperti  Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valuta Asing Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valuta Asing Bank Indonesia (SUVBI).