Ekonomi Indonesia Kuartal IV-2020 Diprediksi Minus Hingga 2 Persen
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2020 tumbuh negatif di kisaran -1% hingga -2%. Namun, pada periode tiga bulan pertama 2021 akan meningkat menjadi 4,8%-5,8%. “Pertumbuhan ekonomi domestik membaik secara bertahap. Ini akan meningkat pada tahun depan,” ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulisnya yang dikutip TrenAsia.com, Selasa, 22 […]
Industri
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2020 tumbuh negatif di kisaran -1% hingga -2%. Namun, pada periode tiga bulan pertama 2021 akan meningkat menjadi 4,8%-5,8%.
“Pertumbuhan ekonomi domestik membaik secara bertahap. Ini akan meningkat pada tahun depan,” ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulisnya yang dikutip TrenAsia.com, Selasa, 22 Desember 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Menurutnya, indikasi perkembangan tersebut terlihat dari adanya peningkatan mobilitas masyarakat di beberapa daerah. Selain itu, perbaikan PMI manufaktur dan ekspektasi konsumen terhadap penghasilan juga meningkat.
Sementara itu dari sisi global, dampak stimulus kebijakan di berbagai negara, terutama Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok akan mendukung perbaikan ekonomi.
Namun, kata Erwin, implementasi vaksin akan tetap sangat mempengaruhi kecepatan perbaikan ekonomi ke depan. “Selain kebijakan fiskal dan moneter, ini sangat bergantung pada perkembangan vaksin,” ujarnya. Vaksinasi dan disiplin masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan, jadi syarat utama pemulihan ekonomi nasional.
Suku Bunga Acuan
Terbaru, dari hasil asesmen BI, suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) tetap sebesar 3,75%. Selain itu, suku bunga Deposit Facility juga tetap 3%, dan suku bunga Lending Facility 4,5%.
BI mengambil keputusan tersebut di tengah perkiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas eksternal yang terjaga. Ke depan, BI akan memperkuat dan mendukung kebijakan lanjutan melalui pembukaan sektor usaha yang produktif.
Selain itu, akselerasi stimulus fiskal dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2021 juga bakal berlanjut lewat sejumlah strategi.
“Kami akan melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar. Selanjutnya, kami juga memperkuat operasi moneter lebih akomodatif,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo pada pertengahan Desember lalu.