Ekonomi Indonesia Triwulan I dan II 2024 Diperkirakan Melesat
- Pertumbuhan ekonomi di triwulan I dan II tahun 2024 diperkirakan akan lebih tinggi dari triwulan IV tahun 2023 didukung permintaan domestik yang tetap kuat dari konsumsi rumah tangga sejalan dengan Ramadhan dan Idulfitri 1445 Hijriah
Nasional
JAKARTA - Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk triwulan I dan II tahun 2024 menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2023.
Faktor utama yang mendorong pertumbuhan ini adalah kekuatan permintaan domestik, terutama dari konsumsi rumah tangga yang meningkat menjelang dan selama bulan Ramadhan serta Idulfitri.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, dalam pernyataannya, menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan untuk tahun 2024 diproyeksikan berada dalam kisaran 4,7% hingga 5,5%.
"Pertumbuhan ekonomi di triwulan I dan II tahun 2024 diperkirakan akan lebih tinggi dari triwulan IV tahun 2023 didukung permintaan domestik yang tetap kuat dari konsumsi rumah tangga sejalan dengan Ramadhan dan Idulfitri 1445 Hijriah," terang Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI secara virtual di Jakarta.
Hal ini mencerminkan optimisme terhadap pemulihan ekonomi di tengah berbagai tantangan global dan lokal.
Dengan dukungan dari stimulus fiskal dan moneter yang tepat, serta upaya pemerintah dalam memperkuat infrastruktur dan mendorong investasi, ekonomi Indonesia diharapkan dapat terus tumbuh pada tingkat yang sehat.
Selain itu, langkah-langkah kebijakan yang berkelanjutan dalam menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan juga akan menjadi kunci dalam mencapai proyeksi pertumbuhan tersebut.
- Usai Ditetapkan Sebagai Pemenang, Prabowo Langsung Temui Muhaimin
- Sarat Pengalaman, Jakarta Elektrik Target Juara di PLN Mobile Proliga 2024
- 5 Perusahaan Asuransi Jiwa dengan Pendapatan Premi Tertinggi, Siapa Paling Moncer?
Proyeksi ini didukung oleh beberapa faktor pendukung pertumbuhan, antara lain:
Konsumsi Rumah Tangga yang Kuat
Permintaan domestik yang tinggi, terutama dari konsumsi rumah tangga, menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi.
Investasi Bangunan yang Tinggi
Investasi dalam sektor bangunan yang tinggi, didorong oleh program Pemulihan Sosial Nasional (PSN) dan pertumbuhan properti swasta.
Kinerja Sektor Industri yang Positif
Kinerja sektor industri pengolahan, informasi dan komunikasi, perdagangan besar dan eceran, serta konstruksi yang positif turut mendukung pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan Ekonomi di Seluruh Wilayah yang Baik
Pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh wilayah Indonesia juga memberikan kontribusi positif terhadap proyeksi pertumbuhan.
- Usai Ditetapkan Sebagai Pemenang, Prabowo Langsung Temui Muhaimin
- Sarat Pengalaman, Jakarta Elektrik Target Juara di PLN Mobile Proliga 2024
- 5 Perusahaan Asuransi Jiwa dengan Pendapatan Premi Tertinggi, Siapa Paling Moncer?
Namun, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi, antara lain dorongan terhadap konsumsi rumah tangga dan investasi non-bangunan, serta kinerja ekspor barang yang belum optimal karena penurunan harga komoditas dan permintaan dari mitra dagang utama.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Bank Indonesia (BI) telah melakukan upaya-upaya, termasuk memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah, memberikan stimulus fiskal, dan menerapkan stimulus makroprudensial.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, khususnya dari sisi permintaan domestik, serta mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional secara menyeluruh.