Pemandangan langit Kuala Lumpur di Malaysia (Reuters/Edgar Su)
Makroekonomi

Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,11 Persen, Masih Kalah dari Filipina dan Kamboja

  • Pada tahun 2024, Filipina diproyeksikan memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di ASEAN dengan angka 6,2%.

Makroekonomi

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Di tengah carut marut politik dan konflik internasional, perekonomian Indonesia masih mencatat pertumbuhan pada kuartal pertama 2024. Melansir data Badan Pusat Statistik, tingkat pertumbuhan ekonomi mencapai 5,11% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Angka ini menunjukkan peningkatan kinerja ekonomi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini juga didorong oleh kuatnya aktivitas ekonomi domestik dan pengaruh positif dari penyelenggaraan pemilihan umum.

Pertumbuhan ini ditopang oleh beberapa sektor kunci. Dari sisi produksi, industri pengolahan, konstruksi, pertambangan dan penggalian, serta perdagangan menjadi motor utama pertumbuhan.

Sementara dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) memberikan kontribusi terbesar. Pertumbuhan tertinggi dicatatkan oleh konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT), yang melonjak akibat tingginya aktivitas terkait pemilihan umum. 

Hal tersebut menunjukkan dampak positif event politik nasional terhadap perputaran ekonomi.

Stabilitas harga juga menjadi faktor pendukung pertumbuhan ekonomi. Inflasi pada Maret 2024 tercatat sebesar 3,05% year-on-year, berada di bawah 4% sejak pertengahan 2023. 

Kondisi ini membantu menjaga daya beli masyarakat dan mendorong konsumsi rumah tangga. Secara geografis, seluruh wilayah Indonesia mencatatkan pertumbuhan positif,  Maluku dan Papua memimpin berkat kinerja solid sektor Pertambangan dan Penggalian.

Meskipun terjadi penurunan harga komoditas ekspor utama, ekonomi Indonesia tetap menunjukkan ketahanan. Hal ini didukung oleh kondisi ekonomi global yang cukup kondusif, tercermin dari Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur negara mitra dagang utama yang berada di zona ekspansif.

Dengan capaian ini, pemerintah diharapkan dapat mempertahankan momentum positif dan terus mendorong kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif di seluruh wilayah Indonesia.

Indonesia di Posisi  Empat ASEAN

Di tingkat regional Asia Tenggara, Kamboja unggul di posisi pertama untuk pertumbuhan ekonomi di ASEAN. Ekonomi Kamboja tumbuh sebesar 6%, didorong oleh sektor perjudian yang sedang populer di negara tersebut. 

Di urutan ke dua, pertumbuhan ekonomi Filipina pada kuartal I-2024 sudah mencapai 5,7% (year-on-year) berdasarkan laporan dari Philippine Statistics Authority. Tahun ini, Filipina diproyeksikan memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di ASEAN dengan angka 6,2%. Pertumbuhan ekonomi Filipina didorong oleh berbagai sektor, termasuk manufaktur, jasa, dan infrastruktur, yang terus menunjukkan performa yang solid. 

Sementara itu di peringkat berikutnya, Vietnam menempati posisi ketiga dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8%. Pertumbuhan ekonomi Vietnam didukung oleh ekspor yang kuat, manufaktur, serta investasi asing yang terus meningkat.

Indonesia, dengan pertumbuhan sebesar 5,11% pada triwulan I-2024, masih berada di posisi kuat dalam kawasan ASEAN, meskipun sedikit di bawah pertumbuhan Filipina dan Kamboja. 

Di bawah Indonesia, Malaysia menunjukkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,4%. Pertumbuhan Malaysia didorong oleh sektor jasa dan manufaktur, meskipun menghadapi tantangan dari volatilitas harga komoditas global.

Sementara itu, Singapura masih mengalami pertumbuhan yang melambat, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 2,1% pada tahun 2024. 

Pertumbuhan Singapura yang lebih lambat ini disebabkan oleh tantangan global yang mempengaruhi perdagangan dan sektor jasa keuangannya, serta ketidakpastian dalam lingkungan ekonomi global yang lebih luas.