Ekonomi Kuartal I-2021 Tumbuh 1,3 Persen, Singapura Resmi Keluar dari Resesi
Singapura mengumumkan telah keluar dari resesi usai mencatatkan pertumbuhan ekonomi 1,3% year on year (yoy) pada kuartal I-2021. Capaian itu melebihi konsensus otoritas setempat yang memprediksi ekonomi Singapura hanya tumbuh 0,9% yoy saja pada kuartal I-2021.
Dunia
JAKARTA – Singapura mengumumkan telah keluar dari resesi usai mencatatkan pertumbuhan ekonomi 1,3% year on year (yoy) pada kuartal I-2021. Capaian itu melebihi konsensus otoritas setempat yang memprediksi ekonomi Singapura hanya tumbuh 0,9% yoy saja pada kuartal I-2021.
Mengutip Reuters, pulihnya sektor manufaktur, keuangan, asuransi, dan perdagangan menjadi pemacu ekonomi Singapura tumbuh pada kuartal I-2021. Secara kuartalan (quarter to quarter/qtq), ekonomi Singapura tumbuh 3,1%.
Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) Singapura menaruh proyeksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 mencapai 4%-6% yoy. Kendati demikian, target tersebut bakal ditinjau ulang pada Agustus 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Singapura masih rawan akibat fluktuasi kasus positif COVID-19. Sekretaris MTI Gabriel Lim mengungkapkan pertumbuhan ekonomi berpotensi sangat dinamis karena pandemi COVID-19.
“Laju pemulihan berbagai sektor ekonomi kemungkinan akan lebih tidak merata dari perkiraan sebelumnya,” kata Gabriel seperti dilansir Reuters, Rabu, 26 Mei 2021.
Meski begitu, MTI memprediksi pulihnya perdagangan internasional bisa mengerek perekonomian Singapura. “Tetapi ekonomi Singapura secara keseluruhan masih harus pulih tahun ini seiring dengan pemulihan ekonomi global dan kemajuan lebih lanjut dalam program vaksinasi domestik,” ujar Gabriel.
Dengan demikian, Singapura bergabung dengan Vietnam sebagai dua negara awal di ASEAN yang lepas dari resesi. Sebelumnya, ekonomi Vietnam dilaporkan tumbuh 4,48% pada kuartal I-2021.
Sementara, Indonesia, Filipina, dan Malaysia masih harus mengalami resesi usai ekonominya parkir di zona negatif pada tiga bulan pertama 2021. Ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 tercatat terkontraksi 0,74% yoy.
Kontraksi lebih dalam dialami Malaysia dengan minus 1,94% yoy dan Filipina minus 4,2% yoy. (LRD)