Ekonomi Masih Lesu, Bank Mandiri Prediksi Inflasi 1,95% pada Akhir 2020
JAKARTA – Tim riset PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau Bank Mandiri memproyeksi inflasi berada di level 1,95% pada akhir 2020. “Seiring dengan lesunya aktivitas ekonomi, kami memperkirakan inflasi sepanjang tahun ini akan tetap berada di bawah target Bank Indonesia (BI), yaitu sebesar 1,95 persen,” tulis manajemen dalam siaran tertulis, Jumat, 2 Oktober 2020. Angka […]
Industri
JAKARTA – Tim riset PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau Bank Mandiri memproyeksi inflasi berada di level 1,95% pada akhir 2020.
“Seiring dengan lesunya aktivitas ekonomi, kami memperkirakan inflasi sepanjang tahun ini akan tetap berada di bawah target Bank Indonesia (BI), yaitu sebesar 1,95 persen,” tulis manajemen dalam siaran tertulis, Jumat, 2 Oktober 2020.
Angka proyeksi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada akhir tahun 2019 yang sebesar 2,59%.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Di sisi lain, Bank Mandiri juga memperkirakan inflasi berada di level stabil pada 2021, seiring proses pemulihan ekonomi sehingga dapat memberikan ruang kepada BI untuk kembali menurunkan suku bunga acuan.
“Masih ada ruang bagi BI untuk kembali menurunkan BI7DRRR sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75% pada akhir 2020,” tambahnya.
Sebab, kebijakan akomodatif, baik berupa injeksi likuiditas di sistem perbankan maupun burden sharing antara pemerintah dengan BI, dinilai masih belum berdampak besar pada inflasi 2020.
Seperti diketahui, ekonomi Indonesia mengalami deflasi selama tiga bulan berturut-turut. Secara bulanan, harga barang dan jasa pada September 2020 mengalami deflasi sebesar 0,05% month-to-month (mtm).
Padahal, pada Juli dan Agustus 2020 masing-masing juga deflasi sebesar 0,10% mtm dan 0,05% mtm. Kemudian secara tahunan, inflasi tercatat sedikit mengalami kenaikan, meski tergolong rendah, yakni 1,42% year-on-year (yoy).
“Angka realisasi tersebut berada di bawah target inflasi BI tahun 2020 yang sebesar 2 sampai 4 persen,” ungkapnya.
Melamahnya daya beli masyarakat, lanjutnya, terlihat dari laju inflasi inti yang terus turun. Pasalnya, inflasi inti tercatat menurun menjadi 1,86% yoy, dari 2,03% yoy pada Agustus 2020.
Selain itu, komponen lainnya, yaitu harga-harga yang diatur pemerintah juga mengalami deflasi 0,19% mtm, harga-harga begejolak 0,6% mtm, dan bahan makanan 0,55% mtm.
Adapun deflasi kelompok harga makanan sendiri, disebabkan oleh turunnya harga daging dan telur ayam, bawang merah, serta cabai rawit.
Tak hanya kelompok makanan, bidang informasi, komunikasi dan jasa keuangan serta pakaian dan alas kaki, masing-masing juga mengalami deflasi sebesar 0,01% mtm.
Pun dengan kelompok pengeluaran transportasi yang tercatat deflasi sebesar 0,33% mtm, disebabkan oleh menurunnya mobilitas penduduk atas dampak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan di sejumlah wilayah, terutama DKI Jakarta.