Ekonomi Menggeliat, IMF Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi China
- IMF mencatat China telah mengalami pemulihan ekonomi yang signifikan pasca-COVID. Namun, IMF juga memperingatkan bahwa tantangan pertumbuhan ekonomi masih perlu di waspadai terutama di sektor properti serta sektor permintaan ekspor yang terus melemah, sehingga bisa membatasi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga mencapai 4,6% pada tahun 2024.
Dunia
JAKARTA – International Monetary Fund (IMF) merevisi proyeksinya terhadap pertumbuhan ekonomi China. IMF memperkirakan tingkat pertumbuhan sebesar 5,4% pada tahun 2023.
Revisi ini mencerminkan peningkatan pertumbuhan ekonomi China dari perkiraan sebelumnya sebesar 5%. IMF juga memprediksi laju pertumbuhan yang lebih lambat pada tahun mendatang.
Dilansir Reuters, Rabu, 8 November 2023, dalam laporannya IMF mencatat China telah mengalami pemulihan ekonomi yang signifikan pasca-COVID. Namun, IMF juga memperingatkan bahwa tantangan pertumbuhan ekonomi masih perlu di waspadai terutama di sektor properti serta sektor permintaan ekspor yang terus melemah, sehingga bisa membatasi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga mencapai 4,6% pada tahun 2024.
Angka ini sedikit lebih tinggi dari proyeksi World Economic Outlook (WEO) yang diterbitkan pada bulan Oktober sebesar 4,2%, hal ini menunjukkan optimisme terhadap prospek pertumbuhan ekonomi China.
- Simalakama Mandiri Sebagai Bank BUMN Kejar Net Zero Emission 2060
- INFO BMKG: Gempa Guncang Tanimbar di Laut 251 Km Barat Laut 7.2 Magnitudo
- Studi Ungkap Kemungkinan Pandemi COVID-19 Percepat Kepikunan
"Kami telah meningkatkan perkiraan pertumbuhan ekonomi China sebesar 0,4 poin persentase, dibandingkan dengan proyeksi WEO bulan Oktober, peningkatan ini mencerminkan kinerja yang lebih kuat pada kuartal ketiga dan dukungan kebijakan terbaru terhadap pertumbuhan ekonomi" ungkao Gita Gopinath, Wakil Direktur Pelaksana IMF.
Sebelumnya China menyetujui penerbitan obligasi negara senilai US$137 miliar atau sekitar Rp2,137 triliun (kurs Rp15.600) dan memberikan izin kepada pemerintah daerah untuk menggunakan sebagian dari kuota obligasi tahun 2024 mereka. Langkah-langkah ini diambil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi negara.
China juga telah menerapkan berbagai kebijakan untuk mendukung pertumbuhan di sektor properti, namun IMF berpendapat pemerintah China harus lebih banyak melakukan berbagai upaya yang diperlukan untuk memastikan pemulihan ekonomi yang lebih cepat dan berkelanjutan.
Meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih tetap stabil, IMF juga memberikan peringatan mengenai tantangan jangka panjang pertumbuhan ekonomi China yang diperkirakan akan melambat menjadi sekitar 3,5% pada tahun 2028 sebagai konsekuaensi dari beberapa faktor seperti penurunan produktivitas dan penuaan penduduk.
Pengaruh gabungan penurunan sektor properti dan masalah utang pemerintah daerah dapat mengikis sebagian besar potensi pertumbuhan jangka panjang China, sebagaimana yang dicatat oleh para ekonom IMF.