<p>Ribuan buruh mengikuti aksi unjuk rasa di Jalan Daan Mogot, Kota Tangerang, Banten, Rabu, 7 Oktober 2020. Aksi tersebut sebagai bentuk kekecewaan buruh atas pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja oleh DPR yang dianggap merugikan kaum buruh. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Nasional

Ekonomi Mulai Bangkit, Angka Pengangguran 2022 Ditarget 5,5 Persen

  • Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menargetkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia ditekan hingga 5,5%-6,3% pada 2022.

Nasional
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menargetkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia ditekan hingga 5,5%-6,3% pada 2022.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyebut upaya pengurangan TPT ini bakal ditopang oleh reformasi struktural. Tujuannya, reformasi kebijakan tersebut bisa mempermudah pasar tenaga kerja di dalam negeri.

Selain itu, TPT Indonesia yang mencapai 7,07% per Agustus 2020 diakui menjadi penghambat utama konsumsi rumah tangga. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), TPT Indonesia itu setara 9,77 juta orang.

“COVID-19 berdampak besar terhadap pengurangan jam kerja sampai pengupahan, Inilah yang menjelaskan tingkat konsumsi kita masih rendah,” kata Suharso dalam Rapat Kerja berasam Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Rabu, 2 Juni 2021.

Dengan target TPT 5,5%-6,3% pada 2022, Suharso mendorong sebanyak 2,4 hingga 3 juta orang terserap sebagai tenaga kerja baru.

Kendati demikian, target TPT itu belum mencapai kondisi sebelum pandemi COVID-19. BPS mencatat TPT Indonesia pada Agustus 2019 berhasil diredam hingga 5,28% atau setara 7,05 juta orang.

Reformasi struktural, kata Suharso, juga bakal berimplikasi terhadap kondisi pengupahan tenaga kerja dalam negeri. Pengupahan yang meningkatkan diklaim Suharso bisa meredam rasio gini di Indonesia.

Rasio gini merupakan indikator yang mengukur ketimpangan pendapatan. Rasio gini diukur dengan rentang 0,0-1,0 di mana skor yang mendekati 0 menjadi pertanda semakin sedikit ketimpangan perekonomian terjadi di Indonesia.

Untuk diketahui, rasio gini Indonesia per September 2020 tercatat di angka 0,385 atau meningkat 0,004 dibandingkan dengan Maret 2020 yang sebesar 0,381. Suharso pun menargetkan rasio gini Indonesia ditekan hingga 0,376-0,378 pada 2022.

Dalam menciptakan pasar tenaga kerja baru dan mengurangi ketimpangan, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bakal semakin gencar menarik investasi. Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) dan stabilnya perekonomian Indonesia menjadi rayuan Sri Mulyani agar investor berani menanamkan modalnya di Indonesia.

“Produktivitas kita drop sehingga kalau ingin ditingkatkan kalau investasi kita naik,” kata Sri Mulyani dalam kesempatan yang sama. (SKO)