<p>Konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Salahuddin Uno sebagai pemilik perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) / Facebook @SandiSUno</p>
Korporasi

Ekonomi Nasional Mulai Pulih, NAV Saratoga Tahun 2021 Tertinggi Sepanjang Sejarah

  • Emiten investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) berhasil mencatatkan Net Asset Value (NAV) tertinggi sepanjang sejarah perseroan yaitu sebesar Rp56,3 triliun

Korporasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Emiten investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) berhasil mencatatkan Net Asset Value (NAV) tertinggi sepanjang sejarah perseroan yaitu sebesar Rp56,3 triliun, terutama didukung oleh peningkatan nilai pasar portofolio yang belum direalisasikan. Nilai tersebut meningkat 78% dari Rp31,7 triliun pada tahun 2020.

Presiden Direktur Saratoga Michael William P. Soeryadjaya mengatakan, kemampuan perusahaan portofolio investasi Saratoga dalam mengoptimalkan peluang selama fase pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi COVID-19 di tahun 2021 menjadi kunci kinerja cemerlang perseroan. 

Dengan didukung fundamental yang kokoh dan sektor bisnis yang strategis, kata Michael, mayoritas harga saham portofolio Saratoga mengalami kenaikan yang tinggi sepanjang tahun lalu. 

“Salah satu sumber pertumbuhan NAV Saratoga pada tahun lalu adalah lonjakan harga saham di hampir semua portofolio investasi kami terutama PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX),” ujarnya melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin, 14 Maret 2022. 

Ia menjelaskan, kenaikan harga saham itu sejalan dengan kinerja keuangan yang juga semakin solid. Hal ini terbukti dari kontribusi perusahaan-perusahaan tersebut terhadap pendapatan dividen Saratoga yang mencapai Rp1,65 triliun selama tahun 2021, melesat 120% dari tahun 2020 sebesar Rp750 miliar. 

“Kami mengapresiasi langkah strategis dan taktis yang telah dilakukan sehingga mereka berhasil mengoptimalkan momentum pertumbuhan ekonomi yang terus membaik sejak tahun lalu. Ke depan, Saratoga akan terus terlibat aktif dalam proses pertumbuhan dan penguatan fundamental bisnis di setiap perusahaan investasi,” imbuhnya.

Investasi Start Up 

Sesuai dengan komitmen Saratoga dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, perseroan juga terus mencari dan mengoptimalkan peluang melalui investasi baru.

Selama 2021, sejumlah langkah penting telah dilakukan perseroan dengan melakukan investasi baru di tiga perusahaan start up, yaitu Xurya Daya Indonesia (Xurya), SIRCLO dan Fuse, juga investasi di perusahaan media digital dan periklanan yakni City Vision. 

Selain itu, SRTG turut menambah kepemilikan sahamnya hingga akhir Desember 2021 dibandingkan dengan Desember 2020, di PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) dari 52,21% menjadi 56,69% dan PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) dari 8,39% menjadi 9,31%. 

Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan menjelaskan, investasi baru yang dilakukan baik di perusahaan start up maupun media digital merupakan strategi perseroan untuk terlibat aktif dalam mengoptimalkan peluang di industri digital dan infrastruktur yang terus bertumbuh. 

Saratoga juga secara proaktif ikut membantu investasi baru tersebut dalam mengembangkan strategi dan mengeksekusi rencana bisnisnya secara terukur dan optimal. 

“Selama tahun 2021 total investasi Saratoga mencapai sekitar Rp1,32 triliun. Kami optimistis strategi investasi ini akan mampu menjaga kinerja perseroan dapat terus tumbuh positif dan menjaga kelangsungan bisnis dalam jangka panjang,” urai dia.

Devin juga menyampaikan bahwa di tengah situasi ekonomi yang sangat dinamis di tahun 2021, Saratoga berhasil menjaga efisiensi operasional dan kemampuan neraca yang kuat. 

“Rasio biaya operasional terhadap NAV sebesar 0,3 persen, sementara rasio pinjaman sekitar 5,8 persen. Kami terus berusaha untuk menjaga ruang efisiensi biaya operasional dan biaya pinjaman,” tutur Devin.

Profil Perusahaan Investasi Baru Saratoga 2021

1. City Vision 

Sebagai perusahaan Media Luar Ruang terkemuka dan paling inovatif di Indonesia, City Vision mengembangkan bisnis dengan menyediakan produk Brand Recall dan Penelitian Efektivitas Situs yang mendalam kepada Pengiklan dan Agen Periklanan.

Didukung oleh tim kreatif digital yang memiliki kemampuan teruji dalam menyusun strategi kampanye digital, City Vision juga merupakan pemimpin di Media Angkutan Umum (Transit) dengan jaringan Stasiun Kereta Commuter Line terbesar dan tersibuk di Jakarta dengan potensi penumpang hampir 10 juta orang setiap minggu. 

2. Xurya Daya Indonesia

Xurya adalah perusahaan energi terbarukan terkemuka di pasar yang memberikan kemudahan transisi ke energi surya bagi para pelaku industri melalui kontrak sewa jangka panjang.

 Perusahaan saat ini telah mengoperasikan hampir 60 aset surya atap dengan 38 situs lainnya masih dalam konstruksi dari berbagai sektor konsumen seperti manufaktur, logistik, hotel, dan pusat perbelanjaan. 

Sebagai perusahaan yang fokus dalam mendukung program pemerintah mengurangi emisi gas karbon, Xurya juga menawarkan solusi satu atap untuk kebutuhan tenaga surya mulai dari studi kelayakan, pemasangan hingga pengoperasian dan pemeliharaan. 

3. SIRCLO

Perusahaan merupakan solusi e-commerce terkemuka di Indonesia yang membantu bisnis memasuki pasar online. SIRCLO menawarkan dua kategori solusi yaitu solusi pengusaha (Sirclo Store – dasbor untuk manajemen toko online) dan solusi perusahaan (yaitu SIRCLO Commerce – layanan dan teknologi enabler e-commerce untuk pengembangan omni channel melalui iCube). 

Saat ini SIRCLO telah melayani lebih dari 100.000 merek untuk mengembangkan bisnis online mereka seperti Unilever, Reckitt Benckiser, KAO, L'Oréal, dan Levi's. 

4. Fuse 

Perusahaan ini merupakan platform insuretech yang menghubungkan berbagai produk asuransi dari banyak perusahaan asuransi dengan berbagai sarana distribusi, saluran, atau mitra. Fuse, dengan teknologi yang dikembangkannya membuat asuransi menjadi semakin mudah diakses, tersedia secara instan dan terjangkau bagi semua orang.

Kinerja Perusahaan Investasi 2021

1. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) 

Kinerja TBIG semakin menemukan momentumnya di tengah gelombang digitalisasi yang terjadi sejak pandemi COVID-19 dua tahun terakhir. Sampai kuartal III-2021, TBIG telah mengoperasikan 20.000 situs dengan 38.000 penyewa, meningkat daripada sepanjang tahun 2020 dengan 16.000 situs dan 32.000 penyewa. 

Di tahun 2021, TBIG mengakuisisi 3.000 tower dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk. (IBST) senilai USD 280 juta dengan pendanaan internal dan fasilitas bank. 

Masih pada tahun yang sama, TBIG juga sukses menerbitkan dua obligasi USD senilai total USD 650 juta, keduanya mendapatkan peringkat BBB oleh Fitch Ratings Ltd dan lima obligasi rupiah dengan denominasi total Rp 6,5 triliun. 

2. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) 

Pada tahun 2021, perusahaan berhasil memproduksi emas sebanyak 124.730 oz, di atas target 100.000-120.000 oz. Sementara produksi tembaga mencapai 19.045 ton, meningkat tajam dibandingkan dengan tahun 2020 sebanyak 5.377 ton. Produksi tembaga di 2021 juga di atas target perusahaan sebanyak 15.500 -18.500 ton.

Pendapatan konsolidasi MDKA tahun 2021 senilai USD 381 juta, tumbuh 18% dibandingkan dengan US$322 juta di 2020. EBITDA perusahaan mencapai US$221,0 juta atau naik 47% daripada tahun 2020 sebesar US$151 juta. 

Di tahun 2021, MDKA mengakuisisi 50,1% saham PT Andalan Bersama Investama, pemilik PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM). Setelah transaksi, MDKA menguasai mayoritas saham di Proyek Emas Pani melalui PT Pani Bersama Jaya (PBJ) dan GSM.

Proyek Pani diperkirakan memiliki sumber daya 4,7 juta ons emas dengan potensi produksi tahunan sebesar 250.000 ons selama lebih dari 15 tahun. Pada 21 Desember, MDKA menandatangani Nota Kesepahaman (MOU) untuk terlibat dalam kemitraan strategis dengan Hong Kong Brunp Catl Co. Ltd. (afiliasi dari Contemporary Amperex Technology Co. Ltd.-CATL) untuk fokus pada rantai pasokan logam baterai di Indonesia. 

3. PT Adaro Energi Indonesia Tbk (ADRO) 

Pada tahun 2021, EBITDA operasional perusahaan tumbuh 138% menjadi US$2,1 miliar dari US$883 juta di 2020. EBITDA tahun 2021 juga melampaui target perusahaan sebesar US$1,8 – US$1,9 miliar. Laba inti ADRO tahun lalu naik pesat ke US$1,3 miliar dibandingkan dengan US$405 juta di tahun 2020. 

Lonjakan harga batu bara dari US$80 per ton di awal 2021 menjadi US$150 per ton pada akhir tahun menjadi katalis positif bagi kinerja ADRO. Tingginya kebutuhan batu bara global di tengah keterbatasan pasokan menjadi faktor pendorong harga batubara terus menembus level harga tertingginya di dunia. 

Pada 21 Desember, ADRO mengakuisisi 3,7% saham PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) senilai Rp359 miliar. Pada hari yang sama, perusahaan juga menandatangani Letter of Intention to Invest (LoI) senilai total US$728 juta untuk membangun smelter aluminium di Green Industrial Park Indonesia (Kalimantan Utara) terbesar di dunia yang dikembangkan oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia. 

4. PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) 

MPMX berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan dua digit dengan pemulihan laba bersih yang signifikan dalam sembilan bulan pertama tahun 2021. Penjualan nasional kendaraan roda dua tumbuh menjadi 5,1 juta unit di 2021 berbanding 3,7 juta unit di tahun 2020 menjadi sumber pertumbuhan MPMX, selain kemampuan untuk menjalankan efisiensi biaya dan optimalisasi pasar. 

Pada tahun 2021, MPMX merilis Program Transformasi Digital internal yang disebut MPMXplore untuk meningkatkan pertumbuhan dan membuka nilai dari bisnis. Sebagai bagian dari ini, MPMX memperluas bisnis lelang offline (AUKSI) mereka menjadi platform online dan juga meluncurkan OtoDeals (www.otodeals.com) platform penjualan mobil bekas inovatif. 

5. PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) 

Pada 21 Maret 2021 perusahaan menyelesaikan akuisisi 2 unit operasi yaitu Cikande - Banten dan Gresik - Jawa Timur dari PT Samator dengan tambahan aset sebesar Rp600 miliar. Akuisisi tersebut dilakukan untuk meningkatkan efisiensi, meningkatkan pangsa pasar, serta mempercepat pertumbuhan pendapatan dan laba. 

6. Primaya Hospital 

Selama tahun 2021 Primaya Hospital telah meluncurkan 5 rumah sakit baru yaitu Primaya Hopital Bhakti Wara - Bangka Belitung, Primaya Hospital Sukabumi - Jawa Barat, Primaya Hospital Pasar Kemis - Banten, Primaya Hospital Semarang - Jawa Tengah, dan Primaya Hospital PGI Cikini - Jakarta. 

Primaya Hospital merencanakan untuk meluncurkan 3 - 4 rumah sakit baru per tahun. Ekspansi tersebut telah mendorong Primaya Hospital mampu mencatatkan kinerja keuangan yang kuat dalam hal pendapatan dan EBITDA. 

7. MGM Bosco Logistics (MBL) 

MBL merupakan perusahaan logistik terkemuka dalam hal menyediakan jasa rantai pendingin berbasis truk dan jasa penyimpanan ruang pendingin di Indonesia. Pada 2021, pembangunan MBU (fasilitas cold storage Mulia Bosco Utama-Bekasi) fase 2 selesai lebih cepat dari jadwal pada 21 September dan menambahkan sekitar 30 persen kapasitas penyimpanan ke fasilitas yang ada. 

8. Deltomed 

Pada 2021 perusahaan meluncurkan 3 produk herbal baru untuk mengoptimalkan peluang pasar. Produk tersebut adalah Antangin Goodnight, tablet herbal yang membantu meningkatkan kualitas tidur, Antangin Habbatussauda mengobati gejala flu sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh, dan Kojima Candy, permen campuran herbal (termasuk Habbatussauda dan madu). Deltomed mencatat pertumbuhan pendapatan dua digit yang kuat di 2021.