<p>Awak media mengambil gambar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 3 Agustus 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 2,78 persen atau 143,4 poin ke level 5.006,22 pada akhir sesi Senin (3/8/2020), setelah bergerak di rentang 4.928,47 &#8211; 5.157,27. Artinya, indeks sempat anjlok 4 persen dan terlempar dari zona 5.000. Risiko penurunan data perekonomian kawasan Asean termasuk Indonesia menjadi penyebab (IHSG) terkoreksi cukup dalam hari ini. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Ekonomi RI Belum Resesi Meski Minus 5,32 Persen, Justru Bawa IHSG Melesat 5.127,05

  • Indonesia dinilai belum dikatakan mengalami resesi ekonomi. Resesi terjadi jika pertumbuhan ekonomi minus dalam dua kuartal secara beruntun.

Industri

Issa Almawadi

JAKARTA – Pasar saham Indonesia yang tercermin dari pergerakkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dalam posisi menguat di tengah pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020. Menutup perdagangan Rabu, 5 Agustus 2020, IHSG naik 1,03% ke level 5.127,05.

Penguatan IHSG bersamaan dengan pengumuman ekonomi Indonesia kuartal II-2020 yang anjlok 5,32%. Namun, apakah capaian ekonomi yang terkontraksi itu terbilang masuk jurang resesi?

Pengamat pasar modal Fendi Susiyanto menyampaikan, pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 justru positif bagi pasar saham Indonesia. Pasalnya, kata Fendi, angka pertumbuhan ekonomi sesuai dengan ekspektasi para pelaku pasar yang berkisar minus 5%-6%.

“Sesuai dalam rentang ekspekstasi,” terang Fendi yang merupakan CEO Finvesol Consulting Indonesia kepada TrenAsia.com, Rabu, 5 Agustus 2020.

Fendi juga menilai Indonesia belum dikatakan mengalami resesi. Menurut Fendi, resesi terjadi jika pertumbuhan ekonomi minus dalam dua kuartal secara beruntun.

Sementara Indonesia, pertumbuhan ekonominya pada kuartal I-2020 masih positif 2,97%. “Maka Indonesia belum dikatakan alami resesi,” jelas Fendi.

Pemilik OmFin Channel di kanal YouTube ini pun berpendapat, kuratal II ini akan menjadi pertumbuhan paling rendah bagi ekonomi Indonesia. Dia berharap, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 0,3% pada akhir 2020 dengan pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2020 berkisar 3,7%.

Adapun Fendi melihat beberapa sektor saham yang bisa tahan banting gejolak ekonomi terutama dari sektor konsumer, pertambangan, dan perbankan. (SKO)