Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2022 mencapai 5,44 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).Minggu 7 Agustus 2022. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Makroekonomi

Ekonomi RI di Kurtal II-2023 Tumbuh 5,17 Persen

  • Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 sebesar 5,17 persen hingga kuartal II-2023.

Makroekonomi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 sebesar 5,17 persen hingga kuartal II-2023.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Moh Edy Mahmud menyampaikan, pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023 lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang berada diangka 5,44%.

"Tren pertumbuhan ekonomi tahunan masih tumbuh pada level 5% yang menandakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stabil," ujarnya pada konpers rilis BPS pada Senin, 7 Agustus 2023.

Penyebab Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi ini ditopang oleh meningkatnya mobilitas masyarakat. Di mana jumlah penumpang di seluruh moda transportasi kompak meningkat. Disusul aktivitas produksi juga tumbuh stabil. Di samping itu, daya beli masyarakat juga meningkat.

Sementara itu, dari sisi kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas perekonomian juga turut memberikan andil pada pertumbuhan ekonomi RI. Dari sisi moneter, kata Edy, Bank Indonesia (BI) tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada posisi 5,75%.

Edy menjelaskan, perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I-2023 atas dasar harga berlaku mencapai Rp5.226,7 triliun, sementara berdasarkan harga konstan mencapai Rp3.075,7 triliun.

Dari sisi lapangan usaha utama idustri pengolahan atau manufaktur, pertanian, perdagangan, pertambangan dan konstruksi melanjutkan tren pertumbuhan positif.

Jika dirinci lapangan usaha dengan pertumbuhan  tertinggi yang pertama adalah transportasi dan pergudangan itu tumbuh sebesar 15,28% , Kedua adalah jasa lainnya yang tumbuh sebesar 11,89%, disusul akomodasi dan makan minum yang tumbuh 9,89%.

Edy menyebut ada kecenderungan penurunan harga komoditas unggulan seperti minyak kelapa sawit, batu bara, besi baja lebih rendah dari kuartal sebelumnya. Namun neraca perdagangan Indonesia masih mengalami tren surplus US$7,82 miliar pada kuartal 2-2023.