Ekonomi Singapura Kontraksi 5,8% pada 2020, Terburuk Sejak Merdeka
JAKARTA – Sepanjang 2020, ekonomi Singapura tercatat kontraksi 5,8% secara tahunan. Kondisi ini merupakan resesi terburuk sejak merdeka pada 9 Agustus 1965 dan pertama kalinya kontraksi ekonomi terjadi setahun penuh sejak 2001. Tajamnya penurunan ekonomi Singapura tak lain tak bukan berkat pandemi COVID-19. Negara yang bergantung pada ekspor ini sebetulnya tak seburuk prediksi ekonom yakni […]
Nasional & Dunia
JAKARTA – Sepanjang 2020, ekonomi Singapura tercatat kontraksi 5,8% secara tahunan. Kondisi ini merupakan resesi terburuk sejak merdeka pada 9 Agustus 1965 dan pertama kalinya kontraksi ekonomi terjadi setahun penuh sejak 2001.
Tajamnya penurunan ekonomi Singapura tak lain tak bukan berkat pandemi COVID-19. Negara yang bergantung pada ekspor ini sebetulnya tak seburuk prediksi ekonom yakni pada kisaran -6% sampai -6,5%.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Tetapi para ekonom menilai, perbaikan ekonomi sudah terlihat pada kuartal IV-2020. Sebelumnya, kontraksi berada di level -9,5% pada kuartal III-2020, tetapi membaik di kuartal setelahnya yakni -2,1%.
Artinya, perekonomian Singapura telah berada pada jalur pemulihan. Akan tetapi, kecepatannya sangat bergantung pada vaksinasi global dan kinerja mitra dagang utamanya.
“Aktivitas ekonomi pada kuartal keempat sebagian besar didorong oleh sektor manufaktur, karena lonjakan permintaan semikonduktor dan farmasi,” kata Lee Ju Ye, ekonom dari Maybank Kim Eng, mengutip dari South China Morning Post, Senin, 4 Januari 2021.
Sektor Konstruksi Pulih
Sementara itu, sektor konstruksi juga tengah pulih, tetapi ia memperingatkan kemungkinan akan tetap di bawah level sebelum pandemi tahun ini. Ia memprediksi, sektor jasa menghadapi pemulihan yang lambat dan tidak merata.
Di sisi lain, Selena Ling, kepala penelitian dan strategi treasury di Bank OCBC memproyeksikan pertumbuhan berada sekitar 4-6% pada 2021.
Selena mengatakan beberapa bisnis kecil di negara kepulauan itu akan tetap berjuang untuk bertahan meskipun pemerintah telah membelanjakan 20% dari produk domestik bruto (PDB).
Dengan kata lain, pemerintah Singapura telah menggelontorkan paket stimulus senilai US$75,6 miliar untuk membantu bisnis dan warga melalui pandemi.
“Kepercayaan bisnis dan konsumen tetap lebih rendah dari tingkat sebelum COVID-19, sebagian karena melemahnya pasar tenaga kerja,” tambah Ling.