Ekonomi Singapura Rebound, Tumbuh 6,5 Persen pada Kuartal III-2021
- Ekonomi Singapura rebound pada kuartal ketiga tahun ini setelah mengalami kelesuan pada tiga bulan sebelumnya.
Dunia
JAKARTA -- Ekonomi Singapura rebound pada kuartal ketiga tahun ini setelah mengalami kelesuan pada tiga bulan sebelumnya.
Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) mengatakan rebound terjadi setelah penurunan 13,2% kuartal-ke-kuartal (qtq) pada kuartal kedua karena pembatasan ketat pada mobilitas dan aktivitas bisnis untuk menekan pandemi COVID-19.
Rebound terutama disebabkan oleh sektor manufaktur yang tumbuh sebesar 2% YoY pada kuartal ketiga, pembalikan dari kontraksi 0,8% pada kuartal sebelumnya.
- Dorong Pemulihan Ekonomi, OJK Bersama SRO Bursa Gelar CMSE 2021
- Anak Usaha Itama Ranoraya (IRRA), Oneject Siapkan 150 Juta Jarum Suntik ADS untuk Program Vaksinasi
- Transisi ke Energi Bersih yang Terlalu Cepat Jadi Dalang Krisis Energi Dunia
Singapura yang memulai pembukaan kembali secara bertahap pada bulan Juni, memicu pemulihan yang stabil dalam kegiatan ekonomi.
Pada basis tahun-ke-tahun (yoy), ekonomi Singapura menyusut 7% dari penurunan 13,3% pada kuartal kedua.
Penyusutan setengah poin ini membuat ekonomi negara transit ini tumbuh 6,5%. Secara kuartalan, ekonomi negara-kota ni hanya tumbuh tipis 0,8%.
Meski begitu, kontraksi tahunan ini sedikit lebih buruk dari perkiraan penurunan 6,8% dalam jajak pendapat Reuters dari 11 ekonom baru-baru ini.
Otoritas perdagangan Singapura juga mengatakan bahwa Produk domestik bruto (PDB) Singapura naik 7,9% pada basis penyesuaian musiman kuartal-ke-kuartal pada periode Juli-September.
"Peningkatan kinerja ekonomi Singapura pada kuartal ketiga datang di belakang pembukaan kembali ekonomi secara bertahap setelah pemutus sirkuit," kata MTI dikutip dari Straits Times, Kamis, 14 Oktober 2021.
Data MTI menunjukkan bahwa sektor konstruksi menyusut 44,7%, memperpanjang penurunan 59,9%pada kuartal sebelumnya.
Industri yang memproduksi jasa juga mengalami kontraksi, turun 8% YoY, meskipun lebih baik dari penurunan 13,6% pada kuartal kedua.
MTI mengatakan output konstruksi pada kuartal ketiga tetap lemah karena lambatnya dimulainya kembali kegiatan konstruksi karena kebutuhan perusahaan konstruksi untuk menerapkan langkah-langkah manajemen yang aman untuk memulai kembali dengan aman.
Namun, pada basis penyesuaian musiman kuartal-ke-kuartal, sektor konstruksi tumbuh sebesar 38,7%, rebound dari kontraksi tajam 59,4% yang tercatat pada kuartal kedua ketika sebagian besar kegiatan konstruksi harus dihentikan karena pembatasan.
Titik terang lainnya dalam perekonomian adalah sektor keuangan dan asuransi, serta informasi dan komunikasi yang mencatat pertumbuhan stabil selama triwulan terakhir.
Pada basis penyesuaian kuartal-ke-kuartal, industri yang memproduksi jasa meningkat sebesar 6,8%, pembalikan dari penurunan 11,2% yang terlihat pada kuartal kedua.
Sementara itu, Otoritas Moneter Singapura (MAS) mengatakan sedikit menaikkan kemiringan pita mata uangnya, pita nilai tukar efektif nominal dolar Singapura.
"Lebar pita kebijakan dan tingkat pusatnya tidak berubah," kata bank sentral Singapura.
MAS mengelola kebijakan moneter melalui pengaturan nilai tukar, bukan suku bunga, dengan membiarkan dolar Singapura naik atau turun dalam kisaran yang tidak diungkapkan terhadap sekeranjang mata uang.
Untuk diketahui, ekonomi Singapura tumbuh 14,3% secara tahunan pada kuartal kedua tahun ini, sebagian besar disebabkan oleh basis yang rendah pada periode yang sama tahun lalu ketika lockdown diterapkan.*