Ekonomi Stabil, Bank BNI Bidik Pertumbuhan Kredit Sebesar 7-9 Persen
- Bank BNI memiliki keyakinan bahwa pertumbuhan kredit pada akhir tahun akan mencapai target yang telah ditetapkan, yakni antara 7 hingga 9%.
Perbankan
JAKARTA – Perbankan plat merah, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BNI memiliki keyakinan bahwa pertumbuhan kredit pada akhir tahun akan mencapai target yang telah ditetapkan, yakni antara 7 hingga 9%.
Direktur Finance Bank BNI, Novita Widya Anggraini, menjelaskan bahwa hal ini dapat dilihat dari data yang mencatat pertumbuhan kredit Bank BNI sebesar 7,8 persen Year-on-Year (yoy) pada bulan September 2023, terutama berasal dari segmen korporasi dan segmen konsumer.
Novita menyebut, pihaknya sangat optimistis dengan momentum pertumbuhan ekonomi yang positif pada periode akhir 2023. Kestabilan pertumbuhan ekonomi ini diharapkan dapat terus mendorong peningkatan kinerja terhadap fungsi intermediasi Bank BNI.
- Grab Indonesia dan OVO Donasi Rp3,5 Miliar untuk Gaza
- Industri Pengolahan jadi Tulang Punggung Ekonomi RI Kuartal III-2023
- Penimbunan dan Penyalahgunaan BBM Bersubsidi Marak Wilayah Maluku dan Papua
“Kami yakin momentum pertumbuhan ekonomi masih akan berlanjut di periode akhir tahun sehingga kami akan tetap dapat mencapai pertumbuhan kredit sesuai target guna mendorong percetakan laba yang optimal,” kata Novita dalam keterangan tertulisnnya pada Senin, 06 November 2023.
Novita menambahkan, upaya untuk mendorong pertumbuhan kredit Bank BNI mencakup strategi seperti tetap memusatkan perhatian pada korporasi blue chip dan regional champion, mengoptimalkan produk melalui value chain, serta menekankan ekspansi pada sektor-sektor yang menjanjikan.
Bank BNI juga akan menitikberatkan perhatiannya pada beberapa sektor ekonomi yang memiliki prospek baik dan daya tahan tinggi, seperti manufaktur dan hilirisasi sumber daya alam. Perseroan juga berkomitmen untuk mendukung green loan sebagai prioritas utama di masa yang akan datang.
“Kami memiliki pipeline yang kuat di segmen wholesale hingga akhir tahun, yaitu perusahaan blue chip dari berbagai sektor ekonomi yang prospektif,” papar Novita.
Dengan lebih rinci, Novita menjelaskan bahwa penyaluran kredit Bank BNI terus mengalami percepatan pada kuartal III 2023. Pertumbuhan kredit pada kuartal tersebut mencapai 3,2% dari posisi Juni, atau Quarter-on-Quarter (QoQ), yang menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang tumbuh 2,6% secara kuartal ke kuartal.
Sehingga, akselerasi kredit tersebut, membuat perbankan yang identik dengan warna orange mampu mencatatkan pertumbuhan kredit secara konsolidasi hingga September tahun ini sebesar 7,8 persen secara tahunan.
“Akselerasi kredit ini dilakukan dengan tetap mengedepankan asas kehati-hatian di mana sumber pertumbuhan kredit datang dari segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, dan kredit konsumer, serta dua perusahaan anak, yaitu hibank dan BNI Finance,” jelas.
- 5 Hal yang Harus Dilakukan Sebelum Menjual Ponsel atau Smartphone Anda
- Inilah Suhu Terbaik untuk Meraih Tidur Malam Nyenyak Menurut Penelitian
- Mayoritas Milineal, Bank BTN Catat Pengajuan KPR Online Oktober 2023 Naik 50 Persen
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2023
Di tempat terpisah, Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 tercatat sebesar 4,94% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Namun, pencapaian Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III-2023, dikatakan BPS menunjukkan penurunan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, yaitu 5,17% pada kuartal II-2023.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar, menyatakan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal III-2023, berdasarkan harga berlaku, mencapai Rp5.296 triliun. Sementara itu, PDB berdasarkan harga konstan mencapai Rp3.124,9 triliun.
“Jika dibandingkan kuartal III/2022 atau yoy, maka ekonomi Indonesia pada kuartal III/2023 tumbuh 4,94%," kata Amalia dikutip dari siaran virtual BPS, pada pagi tadi.
Disampaikannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara kuartalan hingga kuartal ketiga tahun ini mencapai 1,69%. Artinya, secara tahunan, Indonesia tidak berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5% yang telah terjadi selama 8 kuartal berturut-turut
"Hal ini terjadi di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi dan global terjadinya perubahan iklim serta menurunnya ekspor komoditas unggulan,” imbuhnya.
Secara tahunan, tren pertumbuhan ekonomi Indonesia turun di bawah angka 5%. Meski demikian, Amelia menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap stabil. Di sisi lain, pihaknya mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2023 memang menurun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
BPS menilai bahwa situasi ini sesuai dengan pola yang telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir, di mana pertumbuhan ekonomi pada kuartal III selalu lebih rendah dibandingkan dengan kuartal II, kecuali pada tahun 2020 saat terjadi pandemi Covid-19.
"Ekonomi kuartal III-2023 tumbuh 4,94% yoy, dengan capaian ini ekononomi Indonesia tetap solid dan positif," jelasnya.