Ekosistem Industri Tanaman Hias Perlu Dibentuk
- Pada tahun 2021, Indonesia mengirimkan sebanyak 20.300 ton tanaman hias ke luar negeri.
Nasional
JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki sebut ekosistem industri tanaman hias perlu dibentuk oleh para pelaku industri. Hal tersebut bertujuan agar dapat meningkatkan pertumbuhan volume dan nilai penjualan baik dalam negeri maupun untuk ekspor.
“Nilai ekonomi pada industri tanaman hias di Indonesia cukup kuat dengan volume dan nilai ekspor yang terus meningkat rata-rata 10 persen per tahun. Namun potensi pasar ekspor belum seluruhnya tergarap optimal,” ujar Teten dalam keterangan resminya 28 September 2023 dikutip dari Antara.
Keterbatasan dalam industri tanaman hias telah mengakibatkan Indonesia hanya mampu meraih 0,1% dari global market value tanaman hias yang mencapai US$22,32 miliar atau sekitar atau sekitar Rp342,75 triliun (kurs Rp15.350).
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2021, Indonesia mengirimkan sebanyak 20.300 ton tanaman hias ke luar negeri. Volume ekspor tersebut mengalami peningkatan sebesar 11,5% atau sekitar 2.100 ton jika dibandingkan dengan tahun 2020. Selain itu, nilai ekspor juga mengalami peningkatan, naik dari US$19,9 juta ( Rp305,46 miliar) pada tahun 2020 menjadi US$21,9 juta (Rp336,16 miliar) pada tahun 2021, menunjukkan peningkatan sebesar 10%.
- Deretan Produk Google yang Saat Ini Sudah Shut Down dan Ditarik dari Peredaran
- Hasil Investigasi AdaKami Temukan Sejumlah Pengaduan Nasabah
- Rekomendasi Tanaman yang Dapat Menyerap Polusi Udara
Mengingat potensi besar dalam permintaan tanaman hias, diharapkan pelaku bisnis di sektor tanaman hias akan melihatnya sebagai kesempatan untuk menggali inovasi dalam pengembangan budidaya tanaman hias.
"Saya berharap peluang yang besar tersebut dapat dipenuhi oleh pelaku usaha tanaman hias Indonesia dengan meningkatkan jumlah produk tanaman hias untuk memenuhi kebutuhan ekspor," tutur Teten.
Teten mengungkapkan dengan peluang ekspor tanaman hias yang besar dan dalam rangka mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045, diharapkan nilai ekspor akan mengalami peningkatan setiap tahunnya, sementara nilai impor akan mengalami penurunan.
Indonesia sendiri memiliki beberapa negara utama sebagai tujuan ekspor tanaman hias seperti Jepang, Singapura, Belanda, Amerika, China, Korea Selatan, Malaysia, dan Kanada. Jenis tanaman yang diekspor mencakup Krisan, Saintpaulia, Euphorbia, Lilium, Philodendron, dan Lomandra.
Teten menyoroti saat ini banyak negara dunia yang sedang mencari bidang unggulan dalam perekonomian mereka. Hal tersebut bertujuan untuk transisi perekonomian yang lebih berkelanjutan. Sebagai contoh, Norwegia telah beralih dari mengandalkan pendapatan sektor migas yang merusak lingkungan ke budidaya ikan salmon yang berkelanjutan.
Indonesia memiliki kekayaan biodiversitas sehingga memiliki potensi dalam industri tanaman hias. Dalam hal Sustainable Development Goals (SDGs), Teten menekankan bahwa industri tanaman hias Indonesia memenuhi prinsip 3P (Profit, People, dan Planet).