<p>Pesawat Airbus A330-300 milik maskapai penerbangan BUMN PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. / Airbus.com</p>
Industri

Ekspansi Bisnis Kargo, Garuda Indonesia Angkut 37 Ton Komoditas Ekspor ke Dubai dan China

  • PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) melayani penerbangan charter untuk mengekspor 37 ton komoditas Indonesia ke Dubai dan China.
Industri
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA - Emiten penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) melayani penerbangan charter untuk mengekspor 37 ton komoditas Indonesia ke luar negeri.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan maskapai telah mengangkut masing-masing 25 ton produk garmen dari Sukabumi, Bogor dan Semarang menuju Dubai. Layanan charter ekspor terjadi 24 Oktober lalu.

Selain itu, maskapai juga menerbangkan 12 ton komoditas unggulan buah manggis dari Bali  menuju Shanghai dan Guangzhou, China. Penerbangan terjadi pada tengah bulan ini.

"Pengiriman kedua komoditas unggulan tersebut dilayani dengan menggunakan armada B777-300 ER yang memiliki kapasitas daya angkut hingga 40 ton pada setiap penerbangannya," ujar Irfan dalam keterangan resmi, Jumat, 29 Oktober 2021.

Dia mengungkapkan bahwa pengangkutan ekspor komoditas unggulan garmen siap pakai dan buah manggis tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen Garuda Indonesia dalam penyediaan aksesibilitas layanan penerbangan guna meningkatkan daya saing produk ekspor nasional.

"Kami berharap komitmen dukungan yang kami hadirkan khususnya dalam penyediaan layanan aksesibilitas layanan penerbangan dapat meningkatkan daya saing produk nasional Indonesia sebagai negara eksportir unggulan di kancah global," ungkapnya.

Diamenambahkan, pengangkutan berbagai komoditas unggulan nasional juga merupakan salah satu upaya untuk terus memastikan konektivitas antar wilayah baik domestik maupun internasional senantiasa tersedia khususnya bagi aksesibilitas aktivitas ekspor.

"Kedepannya kami akan terus mengoptimalkan komitmen penyediaan jalur pendistribusian komoditas ekspor nasional ini melalui aksesibilitas layanan kargo udara ke berbagai negara tujuan ekspor," harap Irfan.

Seiring dengan tren kebutuhan pengangkutan kargo, Garuda Indonesia terus memperkuat pengembangan lini bisnis sektor kargo salah satunya dengan melayani rute penerbangan Manado-Narita, Denpasar-Hong Kong, Makassar-Singapura, dan Surabaya-Hong Kong.

Garuda Indonesia juga melakukan pengembangan aksesibilitas jaringan penerbangan kargo melalui layanan penerbangan charter bagi kebutuhan pengiriman kargo melalui penerbangan langsung maupun secara point to point yang turut dioptimalkan dengan pengoperasian armada passenger freighter.

Per Agustus 2021, perseroan berhasil membukukan pendapatan dari segmen kargo sebesar US$90,9 juta setara Rp1,3 triliun. Nilai pendapatan tersebut meningkat dari tahun lalu US$61,3 juta.

Meski pendapatan kargo tumbuh, tetapi pendapatan secara keseluruhan turun sekitar 73% akibat penurunan permintaan sebagai dampak pembatasan mobilitas.

Lantas perusahaan mencatat kerugian besar pada semester pertama tahun ini sebesar US$898,65 juta atau setara Rp12,8 triliun. Kerugian meningkat sekitar 26% dari US$712,72 juta atau Rp10,15 triliun pada semester I-2020.

Sementara itu, total ekuitas perusahaan tercatat negatif US$2,84 miliar, membengkak dari posisi sebelumnya minus US$1,94 miliar.

Aset Garuda juga menyusut menjadi US$ 10,11 miliar dari semula US$ 10,78 miliar. Di sisi lain, liabilitas perusahaan meningkat menjadi US$12,96 miliar per Juni 2021 dari posisi periode 2020 sebesar US$12,73 miliar.*