Ekspansi di India, eFishery Perkuat Posisi di Pasar Akuakultur Global
- Dimulai pada Maret 2023, eFishery berhasil menjangkau lebih dari 1.000 hektar kolam milik pembudidaya.
Nasional
JAKARTA - Perusahaan teknologi akuakultur asal Indonesia eFishery telah merampungkan uji coba komersial di India sebagai salah satu langkah dalam ekspansi global perusahaan.
Dimulai pada Maret 2023, eFishery berhasil menjangkau lebih dari 1.000 hektar kolam milik pembudidaya dan telah mendistribusikan lebih dari 3.000 metrik ton pakan.
Ekspansi eFishery di India merupakan bagian dari pengembangan bisnis perusahaan yang lebih luas ke luar Asia Tenggara dengan menggunakan pendekatan ‘one country at a time’, agar dapat dinilai dampaknya secara berkala dan berkelanjutan.
- Shopee 12.12 Catatkan Peningkatan Transaksi Produk Lokal Hingga 10 Kali Lipat
- BMW Performance Motors Thamrin Berikan Pengalaman Terbaik Pelanggan Premium
- Menperin Sebut Pelaku Industri Kecil dan Menengah Pacu Perekonomian, Berapa Porsinya?
Selain beroperasi di India, eFishery merencanakan ekspansi ke satu atau dua negara di Asia dan Amerika Latin dalam waktu satu tahun ke depan. Sementara itu, perusahaan tetap fokus pada ekspor produk udang ke pasar internasional.
Strategi ini dititikberatkan pada pengeksplorasian variasi pasar yang menyediakan ekosistem komprehensif bagi para pembudidaya. Ini mencakup pembentukan model koperasi digital yang lengkap, memberikan akses ke pakan ikan dan udang berkualitas tinggi, teknologi Internet of Things (IoT), penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) produksi, dan jaminan pembelian (off-take). Semua ini bertujuan untuk memberdayakan serta mengembangkan potensi para pembudidaya.
CEO dan Co-Founder eFishery Gibran Huzaifah dalam keterangan resmi pada Kamis, 14 Desember 2023 menjelaskan India adalah bagian penting dari strategi pertumbuhan eFishery secara keseluruhan. Hal ini mencakup perluasan jejak perusahaan di Indonesia dan pertumbuhan di pasar ekspor.
Gibran menyatakan rasa bangga atas kemampuan eFishery dalam mengoptimalkan potensi kekuatan akuakultur secara global melalui teknologi buatan Indonesia. Penerapan teknologi ini telah berhasil meningkatkan pendapatan pembudidaya secara signifikan, mencapai dua hingga tiga kali lipat, dimulai dari India.
“Kami menyadari potensi dan nilai industri akuakultur India, baik secara ukuran dan struktur, memiliki kemiripan dengan Indonesia, yang didominasi oleh pembudidaya level kecil dan menengah. Dengan menjadi mitra mereka, para kontributor utama ketahanan pangan lokal dan regional ini dapat berkontribusi lebih baik untuk menghasilkan sumber protein berkelanjutan yang dapat diakses oleh masyarakat global,” ujar Gibran.
India, dengan populasi 1,4 miliar jiwa, memiliki tingkat konsumsi seafood hingga 60-70%dan memiliki Compound Annual Growth Rate (CAGR) >8% selama tiga dekade terakhir. Hal ini menggambarkan besarnya potensi industri akuakultur di India.
Meskipun terdapat potensi besar di India, pembudidaya kecil dan menengah di sana masih menghadapi sejumlah tantangan yang signifikan. Hal ini mencakup kendala akses ke pasar, ketidakpastian skema harga yang tidak menguntungkan, pembayaran yang sering terlambat, dan kekurangan informasi dasar terkait manajemen budidaya, baik dari segi tata cara, teknologi, maupun inovasi.
Dalam menyikapi kondisi tersebut, eFishery aktif berupaya memberdayakan para pembudidaya, memungkinkan mereka mengambil keputusan yang cepat berdasarkan informasi dan data yang tersedia. Fokusnya adalah mengoptimalkan praktik budidaya dengan tujuan meningkatkan hasil panen secara keseluruhan.
International Expansion Lead eFishery Neil Wendover menjelaskan komitmen perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas pembudidaya di setiap negara sasaran ekspansi.
“Tujuan bisnis kami tetap berfokus untuk menyelesaikan masalah para pembudidaya dan meningkatkan profitabilitas dengan mendorong produktivitas dan efisiensi operasional. Kami tidak mengurangi keuntungan mereka, tetapi justru menggandakan hasilnya,” sebut Wendover.
Didirikan di Bandung pada 2013, eFishery telah mendisrupsi industri akuakultur Indonesia dengan menawarkan digital autofeeder berbasis IoT. Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas, efisiensi, dan kenyamanan dalam usaha budidaya ikan.
Teknologi berbasis data yang dimiliki eFishery menggunakan sensor untuk memantau dan mengoptimalkan pemberian pakan, kesehatan ikan, dan kualitas air sekaligus meminimalkan limbah.
Sebagai startup unicorn pertama di industri akuakultur global, langkah strategis eFishery ke India sejalan dengan komitmen perusahaan untuk mengatasi masalah kelaparan di dunia
“Kehadiran kami di India merupakan langkah penting dalam strategi ekspansi internasional kami. Dengan fokus pada teknologi dan solusi berbasis data, eFishery memimpin transformasi value-chain akuakultur dan berkontribusi terhadap kesejahteraan ekonomi para pembudidaya,” tutup Gibran.