Ekspansi Imunologi, AstraZeneca Beli Alexion US$39 Miliar
FRANKFURT – AstraZeneca membeli produsen obat AS Alexion Pharmaceuticals senilai US$39 miliar untuk meningkatkan posisinya dalam imunologi dan penyakit langka. Reuters melaporkan, kesepakatan itu datang dalam waktu sepekan ketika AstraZeneca menyatakan tengah melakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan vaksinnya efektif 90%. Aksi itu berpotensi memperlambat peluncurannya ketika Pfizer sudah diluncurkan di Inggris dan mendapat persetujuan […]
Nasional & Dunia
FRANKFURT – AstraZeneca membeli produsen obat AS Alexion Pharmaceuticals senilai US$39 miliar untuk meningkatkan posisinya dalam imunologi dan penyakit langka.
Reuters melaporkan, kesepakatan itu datang dalam waktu sepekan ketika AstraZeneca menyatakan tengah melakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan vaksinnya efektif 90%.
Aksi itu berpotensi memperlambat peluncurannya ketika Pfizer sudah diluncurkan di Inggris dan mendapat persetujuan dari AS.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
AstraZeneca mengatakan pada Sabtu, 12 Desember 2020 bahwa pemegang saham Alexion akan menerima US$60 dalam bentuk tunai. Juga sekitar USS$115 ekuitas per saham, baik saham biasa AstraZeneca yang diperdagangkan di Inggris atau dalam American Depositary Shares berdenominasi dolar.
Berdasarkan harga ADR rata-rata referensi US$54,14, artinya total harga US$175 per saham. Saham Alexion ditutup sekitar US$121 per shaam pada perdagangan Jumat.
“Ini adalah kesempatan luar biasa bagi kami untuk mempercepat perkembangan imunologi, memasuki segmen baru penyakit, segmen baru dokter dan pasien yang sejauh ini belum dapat kami cakup,” kata Kepala Eksekutif AstraZeneca Pascal Soriot.
AstraZeneca mengatakan dewan kedua perusahaan telah menyetujui kesepakatan yang diprediksi ditutup pada kuartal III 2021.
Dalam siaran persnya di situs web AstraZeneca, kedua perusahaan tersebut menargetkan pertumbuhan pendapatan tahunan rata-rata dua digit hingga 2025.
Akuisisi ini diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas grup gabungan, dengan marjin operasi inti meningkat secara signifikan dalam jangka pendek, dan dengan ekspansi berkelanjutan.
Akuisisi ini juga memperkuat arus kas AstraZeneca, memberikan fleksibilitas tambahan untuk berinvestasi kembali dalam R&D, serta pengurangan utang yang cepat, untuk meningkatkan dividen.
Perusahaan Inggris AstraZeneca pernah dianggap memimpin perlombaan untuk mengembangkan vaksin Covid-19. Namun, dia tertinggal dari Pfizer-BioNTech dan Moderna yang suntikannya telah menunjukkan kemanjuran lebih besar dalam uji klinis tahap akhir.
Mengenai vaksin Covid-19 AstraZeneca, Soriot mengatakan belum jelas apakah perusahaan akan membutuhkan hasil dari uji klinis AS sebelum mengajukan persetujuan ke regulator AS.
Menurutnya, dengan asumsi hasil positif dari uji coba itu, perusahaan bisa mengirimkan vaksin ke regulator AS dalam enam minggu ke depan.