<p>Museum Bank Indonesia (BI) meraih penghargaan Indonesia Museum Awards 2020 untuk kategori Museum Bersahabat. Acara yang digelar oleh Komunitas Jelajah (Jejak Langkah Sejarah) ini menilai BI aktif memberikan sosialisasi, terkait protokol kesehatan pencegahan COVID-19. / Jakartatourism.go.id</p>
Industri

Ekspansif, Indeks Penjualan Eceran Riil Naik 2,6 Persen Secara Bulanan Pada Maret 2022

  • Peningkatan seiring meningkatnya permintaan masyarakat sejalan pelonggaran PPKM, kasus Covid-19 yang melandai, dan dimulainya persiapan bulan Ramadan disejumlah kota cakupan survei.

Industri

Yosi Winosa

JAKARTA -Bank Indonesia mencatat indeks penjualan eceran riil (IPR) mencapai 205,3 pada Maret 2022, tumbuh 2,6% secara bulanan. 

Peningkatan seiring meningkatnya permintaan masyarakat sejalan pelonggaran PPKM, kasus Covid-19 yang melandai, dan dimulainya persiapan bulan Ramadan disejumlah kota cakupan survei. 

“Peningkatan terjadi pada sebagian besar kelompok, utamanya Kelompok Suku Cadang dan Aksesori (12,1%, mtm), Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya (7,4%, mtm) serta Subkelompok Sandang (4,6%, mtm),” tulis BI dalam situs resminya dikutip Kamis, 12 Mei 2022.

Namun secara secara tahunan, penjualan eceran Maret 2022 tumbuh 9,3% (yoy), melambat dari 12,9% (yoy) pada Februari. Sebagian besar kelompok mencatatkan perlambatan atau penurunan kinerja penjualan eceran pada periode tersebut. 

Perlambatan penjualan eceran dicatat oleh Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (48,5%, yoy), Makanan Minuman dan Tembakau (15,7%, yoy dan sübkelompok Sandang (6,4%, yoy), sedangkan penurunan penjualan terjadi pada Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi (-18%, yoy).

Berdasarkan spasial, pada Maret 2022 penjualan eceran tercatat tumbuh positif dan meningkat secara bulanan pada beberapa kota yang disurvei. Kota yang tercatat tumbuh tinggi dan meningkat pada Kota Semarang (termasuk Purwokerto) (47%, mtm), diikuti Manado (30,5%, mtm) dan Makassar (7,1%, mtm). 

Secara tahunan, penjualan eceran melambat pada Kota Surabaya (22,1%, yoy) dan Denpasar (2,4%, yoy), sementara kota yang tercatat turun yaitu Kota Banjarmasin (-1,4%, yoy).