Ilustrasi pembangkit listrik.
Energi

Eksperimen Koperasi Listrik Terangi Pedesaan Zambia

  • ZECDP berkolaborasi dengan Otoritas Elektrifikasi Pedesaan (REA) Zambia untuk memenuhi semua kebutuhan listrik masyarakat, termasuk listrik untuk mendukung bisnis seperti penggilingan biji-bijian, pendingin, bengkel fabrikasi logam, irigasi, dan pasokan air.
Energi
Chrisna Chanis Cara

Chrisna Chanis Cara

Author

JAKARTA—Selama bertahun-tahun Zambia menhadapi tantangan untuk menyalurkan listrik di daerah pedesaan. Hanya 31% penduduk Zambia yang memiliki akses terhadap listrik. Kebanyakan dari mereka tinggal di daerah perkotaan. Hanya 4% penduduk desa yang dapat mengakses listrik, dikutip dari wbdynamics.com, Senin 28 Agustus 2023.  

Energi yang berkelanjutan dan andal merupakan dua elemen utama yang dibutuhkan untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan, dan Zambia tertinggal dalam hal ini. BUMN Zambia yang bergerak di bidang listrik, ZESCO, kewalahan memenuhi permintaan yang terus meningkat meski telah mengoperasikan sebagian besar pembangkit listrik di negara itu. 

Belakangan muncul sebuah alternatif baru untuk mengelola listrik di Zambia, yakni lewat model koperasi. Upaya ini merupakan bagian dari Program Pengembangan Koperasi Listrik Zambia (ZECDP) yang didanai Badan Pembangunan Internasional AS dan dilaksanakan oleh NRECA International.

Pada Maret lalu, perwakilan ZECDP turut menghadiri pertemuan PowerXchange 2023 — Pertemuan Tahunan untuk 900 koperasi dari Asosiasi Koperasi Listrik Pedesaan Nasional (NRECA) Amerika Serikat. 

Selama ini ZECDP mendukung pengembangan koperasi listrik masyarakat pedesaan di Zambia untuk menghadirkan layanan listrik yang terjangkau dan andal ke listrik rumah, bisnis, dan lembaga publik.

ZECDP berkolaborasi dengan Otoritas Elektrifikasi Pedesaan (REA) Zambia untuk memenuhi semua kebutuhan listrik masyarakat, termasuk listrik untuk mendukung bisnis seperti penggilingan biji-bijian, pendingin, bengkel fabrikasi logam, irigasi, dan pasokan air. 

CEO REA Zambia Linus Chanda membeberkan prospek cerah bagi gerakan koperasi listrik di Zambia. Menurut Chanda, model koperasi membawa dinamisme yang sangat menarik dalam pengembangan industri listrik. Hal ini karena koperasi akan digerakkan oleh masyarakat. 

“Anggota masyarakat yang membutuhkan listrik akan memutuskan berapa banyak daya yang mereka inginkan, tingkat layanan dan biaya apa. Mereka juga memiliki suara ketika mereka yakin layanan tersebut tidak memenuhi harapan atau jika layanan yang mereka terima menjadi mahal,” ujarnya.

Chanda mengatakan koperasi listrik fokus pada pemberdayaan masyarakat. Dengan model koperasi, warga sekaligus anggota koperasi dapat mendepak manajemen yang dianggap tidak becus mengurus layanan. “Bayangkan, kita harus menerangi 92% populasi pedesaan di Zambia. Jadi kami memilih satu komunitas tertentu dan kami bekerja dengan mereka,” ujarnya. 

Komite Desa

Dia ingin memastikan warga paham bagaimana koperasi listrik ini beroperasi sehingga mereka dapat mendapatkan manfaat optimal dari model pengembangan tersebut. “Jadi kami dapat memiliki sepuluh atau 100 komunitas yang membentuk koperasi mereka sendiri dan mengembangkan fasilitas pembangkit dan distribusi listrik mereka sendiri,” tutur Chanda.

Menurut dia, komunitas memegang peranan penting dalam mengembangkan koperasi listrik. Chanda mengatakan warga membentuk komite-komite desa untuk menyinkronkan kebutuhan warga dan suplai listrik dari koperasi. “Mereka tahu akan ada listrik sehingga Anda bisa membeli TV sendiri, bisa membeli kulkas sendiri. Komite ini adalah titik awal untuk membentuk koperasi.”

Lebih lanjut, pihaknya tak menampik ada tantangan tersendiri yang harus dihadapi koperasi listrik di Zambia. Alih-alih masalah keterjangkauan, tantangan utama yang mereka hadapi justru adalah kepekaan warga. “Di pedesaan, tidak semua orang tegas. Sebagian besar masyarakat berharap keputusan dibuat oleh pemerintah dan kepala suku,” tuturnya. 

Menurut Chanda, kultur bergantung pada otoritas itu perlu dikikis sehingga koperasi dapat bertahan lama dan berkelanjutan. “Penghalang ini perlu kami hancurkan agar warga memahami bahwa koperasi adalah milik Anda, dan Anda memiliki hak suara. Ini tanahmu. Ini akan menjadi kekuatanmu,” ujar dia.