
Ekspor Batu Bara PTBA Melonjak 30 Persen, Bagaimana Target Produksi Tahun Ini?
- Emiten pertambangan plat merah, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), sukses mencatatkan penjualan sebesar 42,9 juta ton batu bara pada 2024, meningkat 15,94% dibandingkan tahun sebelumnya. Lonjakan ini terutama didorong oleh pertumbuhan signifikan dalam volume ekspor.
Korporasi
JAKARTA – Emiten pertambangan plat merah, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), sukses mencatatkan penjualan sebesar 42,9 juta ton batu bara pada 2024, meningkat 15,94% dibandingkan tahun sebelumnya. Lonjakan ini terutama didorong oleh pertumbuhan signifikan dalam volume ekspor.
Capaian tersebut menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah operasional PTBA. Sejak 2020, tren penjualan batu bara perusahaan terus meningkat, dari 26,1 juta ton pada 2020, naik menjadi 28,4 juta ton pada 2021, lalu 31,7 juta ton pada 2022.
Dengan tren positif ini, PTBA semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri batu bara Indonesia. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaiamana target operasional perseroan di tahun 2025?
- Kripto Jadi Instrumen Keuangan, Peluang Gandeng Bank dan Fintech Terbuka
- Bikin Ruwet, Prabowo Minta Bahlil Batalkan Kebijakan Baru LPG 3 Kg
- HPP Gabah Naik Jadi Rp6.500/Kg, TNI Polri Turun Tangan Awasi Penggilingan
Corporate Secretary Bukit Asam, Niko Chandra, mengungkapkan bahwa rekor penjualan batu bara PTBA tahun lalu didorong oleh ekspor yang melonjak hingga 20,3 juta ton pada 2024, meningkat sekitar 30% secara tahunan.
“Meskipun ekspor mengalami kenaikan signifikan, pasar domestik tetap menjadi tulang punggung penjualan PTBA. Realisasi Domestic Market Obligation (DMO) pada 2024 mencapai 22,6 juta ton, tumbuh 6% dibandingkan tahun sebelumnya,” ungkap Niko pada Selasa, 4 Februari 2025.
Dalam keterangannya, Niko menyebut bahwa secara bauran, porsi ekspor semakin meningkat. Saat ini, pasar domestik berkontribusi 53%, sementara ekspor mencapai 47%. Potensi pasar utama berhasil dimaksimalkan, misalnya ekspor ke India meningkat 32% menjadi 6,4 juta ton.
Niko juga bilang, selain India, ekspor ke Vietnam, Thailand, dan Malaysia juga mengalami pertumbuhan signifikan. Penjualan ke Vietnam melonjak 250% menjadi 3 juta ton, ekspor ke Thailand naik 153% menjadi 1,6 juta ton, sementara ekspor ke Malaysia meningkat 221% menjadi 888.700 ton secara tahunan.
“Peningkatan penjualan PTBA turut didukung oleh realisasi produksi sebesar 43,3 juta ton dan angkutan batu bara sebesar 38,2 juta ton sepanjang 2024. Kedua capaian ini juga mencatatkan rekor tertinggi dalam sejarah perusahaan,” paparnya.
Untuk 2025, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 50 juta ton, penjualan 50,1 juta ton, dan angkutan 43,2 juta ton. Niko menegaskan bahwa perseroan terus melakukan perencanaan dengan mencermati perkembangan pasar terkini serta mengantisipasi berbagai faktor eksternal yang dinamis.
Proyeksi dan Target Saham
Sebelumnya, RHB Sekuritas dalam risetnya tentang PTBA mengatakan bahwa perseroan optimistis menargetkan penjualan hingga 75 juta ton per tahun pada 2029 dengan pertumbuhan tahunan 11% sejak 2023.
Namun, tantangan seperti fluktuasi harga dan pasokan pasar tetap menjadi perhatian utama. “Harga jual rata-rata (ASP) diprediksi turun 9% pada 2025 menjadi US$57/ton, sehingga laba bersih PTBA kemungkinan hanya tumbuh sekitar 10% pada 2025-2026,” jelas mereka pada 21 Januari 2025.
- Industri Kripto Kian Matang: Bursa Ungkap Target dan Inovasi di Tahun 2025
- OJK Perbarui Aturan Sanksi di Asuransi, Simak Rinciannya di Sini
- Kripto Jadi Instrumen Keuangan, Peluang Gandeng Bank dan Fintech Terbuka
Meski harga batu bara global diperkirakan melemah akibat peningkatan produksi di China dan India serta pertumbuhan energi terbarukan, biaya produksi yang rendah di Indonesia tetap menjadi keunggulan kompetitif PTBA. “Perseroan juga menargetkan ekspansi ekspor ke Asia Tenggara, India, dan China, dengan target kontribusi ekspor mencapai 69% pada 2029,” tambahnya.
Oleh sebab itu, RHB Sekuritas merevisi rekomendasi saham PTBA menjadi trading buy, dengan target harga Rp3.100 berdasarkan metode discounted cash flow (DCF). Setali tiga uang, Samuel Sekuritas juga menyematkan rating buy saham ini dengan target harga Rp3.200 per saham.
Dari lantai bursa, harga saham PTBA naik 0,37% ke posisi Rp2.680 per saham pada sesi pertama perdagangan Selasa, 4 Februari 2025. Namun, secara year-to-date, harga saham masih mencatatkan pelemahan 2,55%.