Ekspor Biji-bijian Ukraina ke Asia Tetap Berjalan Tanpa Rusia
- Zelenskyy menekankan Ukraina adalah sumber pangan bagi 400 juta orang.
Dunia
JAKARTA – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menegaskan kesepakatan Laut Hitam mengenai ekspor biji-bijian harus tetap dilanjutkan meski tanpa partisipasi Rusia. Pernyataan itu dikeluarkan setelah Moskow mundur dari kesepakatan tersebut pada Senin 17 Juli 2023.
Zelenskyy menekankan Ukraina adalah sumber pangan bagi 400 juta orang. “Upaya (ekspor) biji-bijian lewat Laut Hitam bisa, dan harus tetap beroperasi meskipun tanpa Rusia,,” ungkap Zelenskyy, dikutip dari Reuters, Selasa 18 Juli 2023.
Pihaknya mengaku memikirkan pasokan komoditas tersebut untuk negara-negara di Asia dan Afrika. Zelenskyy tak ingin ekspor biji-bijian terhenti sehingga berdampak pada belahan dunia lain. “Afrika memiliki hak untuk terjaga kestabilannya, demikian juga dengan Asia,” ujar Presiden yang mantan komedian itu.
- Pemogokan Pekerja UPS Berpotensi Guncang Ekonomi AS
- ESG Jadi Penilaian Utama Investor, Ini yang Harus Dilakukan Perusahaan
- Ecojet akan Luncurkan Pesawat Listrik Pertama di Inggris
Diketahui, Rusia menghentikan partisipasinya pada hari Senin dalam perjanjian yang diperantarai PBB. Hal itu mencakup izin bagi Ukraina untuk mengekspor biji-bijian melalui jalur pelayaran di Laut Hitam.
Keputusan Rusia tersebut membuat negara-negara yang lebih miskin khawatir. Mereka resah harga bahan makanan akan terlalu mahal sampai menjadi sulit dijangkau apabila Ukraina gagal mengekspor.
Moskow mengungkapkan jika permintaan ekspor biji-bijian serta pupuk dari Rusia melonjak, pihaknya akan mempertimbangkan untuk menghidupkan kembali kesepakatan yang secara resmi disebut “Prakarsa Biji-Bijian Laut Hitam” itu.
Kedaulatan Pangan
Sebelumnya perjanjian yang diinisiasi PBB dan Turki itu disambut baik berbagai pihak. Hal itu karerna perjanjian dianggap dapat mencegah terjadinya kedaulatan pangan global. Kekhawatiran pangan ini disebabkan oleh penyerangan Rusia ke Ukraina sejak Februari 2022. Lalu pengepungan yang dialami pelabuhan-pelabuhan di Kawasan Laut Hitam.
Dalam pesan yang disampaikan melalui Telegram, Zelenskyy mengatakan telah melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon dengan Sekjen PBB, Antonio Guterres. Pertemuan itu membahas kerja sama dengan negara yang relevan untuk memperbarui keamanan pangan. “Serta pengiriman makanan melalui Laut Hitam,” ujar Zelenskyy.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Ivanovych Kuleba, pada pekan ini berada di New York untuk menghadiri pertemuan PBB. Kuleba mendesak Rusia untuk menghentikan “bermain dengan nyawa orang.”