Seorang pengunjung memeriksa biji kopi di 'International Coffee Festival 2007' di kota Bangalore, India selatan (Reuters/Jagadeesh Nv (INDIA))
Dunia

Ekspor Kopi India Melonjak Berkat Reli Harga Global

  • Kopi robusta diperdagangkan mendekati level tertingginya dalam setidaknya 15 tahun karena Vietnam, produsen terbesar dunia, diperkirakan akan menghasilkan lebih sedikit pada tahun 2023/2024 dibandingkan musim sebelumnya. India mengekspor tiga perempat produksinya terutama ke Italia, Jerman, dan Belgia.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Ekspor kopi India diperkirakan akan meningkat hingga 10% pada tahun 2024. Hal itu karena lonjakan harga global yang mendorong pembeli Eropa untuk membayar premi guna meningkatkan pembelian dari negara tersebut. 

Negara Asia Selatan yang terkenal sebagai produsen teh ini merupakan produsen kopi terbesar kedelapan di dunia, terutama menghasilkan biji robusta yang digunakan untuk membuat kopi instan. India juga memproduksi beberapa varietas arabika yang lebih mahal.

“Permintaan kopi India, khususnya biji robusta, tinggi karena harga global yang kuat akibat masalah produksi,” ujar Ramesh Rajah, presiden Asosiasi Eksportir Kopi India, yang memprediksi kenaikan ekspor tahun ini hingga 10%.

Kopi robusta diperdagangkan mendekati level tertingginya dalam setidaknya 15 tahun karena Vietnam, produsen terbesar dunia, diperkirakan akan menghasilkan lebih sedikit pada tahun 2023/2024 dibandingkan musim sebelumnya. India mengekspor tiga perempat produksinya terutama ke Italia, Jerman, dan Belgia.

“Kopi India biasanya mendapat nilai premium di atas patokan global karena ditanam di bawah naungan, dipetik sendiri, dan dijemur. Namun, tahun ini, premi lebih tinggi dari biasanya karena kekurangan produksi,” kata para eksportir, dikutip dari Reuters, Rabu, 10 Januari 2024.

Seorang dealer berbasis di Bengaluru yang bekerja dengan perusahaan perdagangan global menyatakan bahwa ekspor kopi pada tahun 2024 dapat melonjak menjadi 298.000 metrik ton dari 271.420 ton tahun sebelumnya. “Ceri robusta India memperoleh premi hampir $300 per ton di atas kontrak berjangka London karena permintaan yang kuat,” terangnya.

Masalah Cuaca

Dealer tersebut menambahkan, sementara permintaan ekspor bagus, para pedagang menunggu pasokan meningkat, yang dapat menurunkan harga lokal.

“Panen robusta musim ini hampir 20% selesai, meskipun curah hujan dalam beberapa hari terakhir di daerah penanaman telah mengganggu,” jelas M M Chengappa, seorang petani kopi dari Kodagu, di negara bagian Karnataka yang berproduksi tinggi.

Dewan Kopi yang dikelola negara memperkirakan produksi India dapat meningkat menjadi 374.200 ton pada musim 2023/2024, yang dimulai pada 1 Oktober, naik dari tahun lalu 352.000 ton. Namun, para petani mengatakan curah hujan membatasi kenaikan produksi.

“Hujan deras di luar musim dalam beberapa hari terakhir, bersamaan dengan hujan di bulan Desember, telah menyebabkan banyak buah rontok,” ungkap Chengappa.

“Pemanenan juga diperlambat oleh kelangkaan tenaga kerja, meskipun ada tawaran upah yang lebih tinggi,” kata eksportir, Rajah.

“Harga global naik, tetapi pendapatan petani India tidak naik dalam proporsi yang sama karena biaya produksi yang lebih tinggi. Mereka perlu mengeluarkan lebih banyak untuk input dan upah,” kata Rajah.