Pemkot Bogor
Nasional

Ekspor Kota Bogor Tembus Rp1,17 Triliun, Wakil Wali Kota Bogor: Produk Ban dan Obat Mendominasi

  • Nilai Ekspor Kota Bogor pada triwulan kedua tahun ini tembus angka US$78 juta atau setara dengan Rp1,17 triliun.
Nasional
Feby Dwi Andrian

Feby Dwi Andrian

Author

JAKARTA - Nilai ekspor Kota Bogor pada kuartal kedua tahun ini tembus angka US$78 juta atau setara dengan Rp1,17 triliun.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengapresiasi, para pelaku usaha yang selama ini sudah berkontribusi dalam ekspor komoditas lokal.

"Saya mengapresiasi para pelaku usaha yang selama ini sudah berjuang keras serta berkontribusi dalam ekspor komoditas lokal," ujar Dedie di Bogor pada Kamis, 22 September 2022.

Ia menambahkan bahwa sebetulnya pendapatan dengan skala besar masih didominasi oleh ekspor produk ban dan obat-obatan.

Selain itu, ada juga beberapa produsen lokal berupa fashion, kerajinan, minuman dalam kemasan yang sudah melakukan ekspor.

Dedie melanjutkan bahwa potensi ekspor di Kota Bogor cukup tinggi namun ada beberapa hal yang harus dilengkapi.

"Potensi pasti ada. tinggal harus melengkapi beberapa hal, seperti dalam aspek legalitas, kualitas produk hingga permodalan harus ditingkatkan. Karena permintaan dari luar selalu datang," ungkap lulusan ITB ini.

Meskipun ia mengakui bahwa jumlah eksportir di Kota Bogor belum terlalu signifikan, namun mereka sudah menunjukkan resiliensi yang kuat, apalagi saat pandemi COVID melanda Tanah air.

Lebih lanjut, untuk saat ini para eksportir di Kota Bogor sudah melakukan ekspor ke berbagai benua di antaranya benua Asia, Afrika hingga Eropa.

Ia yakin bahwa dengan kualitas produk yang baik, legalitas yang terjaga, hal itu bisa meningkatkan tingkat kepercayaan para importir untuk terus memanfaatkan produk dari Bogor.

Sementara itu, Dedi mengakui bahwa peran perbankan juga menjadi salah satu aspek strategis bagi pelaku usaha, apalagi dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR)-nya.

"Tahun ini alokasi KUR senilai Rp140 miliar dan baru terserap kurang lebih Rp110 miliar. Jadi masih ada potensi yang bisa digunakan oleh para pelaku usaha untuk mengambil KUR," tambah Dedie.