Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Perekonomian Airlangga Hartato
Industri

Ekspor Lesu, Aturan Penjualan Eksportir di Pasar Domestik Direlaksasi

  • Pemerintah tak menampik kinerja ekspor impor di Indonesia menunjukkan perlemahan. Ditambah kondisi global yang kian tak menentu serta terjadinya beberapa geopolitik turut menjadi sebab.

Industri

Debrinata Rizky

JAKARTA - Pemerintah tak menampik kinerja ekspor impor di Indonesia menunjukkan perlemahan. Ditambah lagi, kondisi global yang kian tak menentu serta terjadinya beberapa geopolitik turut menjadi sebab.

Merespons kondisi ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto akan merelaksasi Peraturan Menteri Keuangan (PMK) mengenai ekspor produk manufaktur. Sebelumnya, aturan ini membatasi pemain ekspor pada sektor manufaktur untuk menjual produknya di dalam negeri hingga maksumal 50%. Namun pelonggaran ini memungkinkan mereka untuk menjual ke pasar domestik hingga lebih dari 50%.

"Beberapa kebijakan dilakukan pemerintah termasuk dalam negeri adalah membolehkan sektor manufaktur yang biasa ekspor, bisa ke dalam negeri 50 persen ini relaksasi boleh lebih dari 50 persen," katanya dalam konferensi pers PDB Senin, 6 November 2023.

Bahkan Airlangga menyebut, sudah bekerjasama dengan kementerian Keuangan hingga Kementerian Perindustrian untuk merevisi aturan tersebut. Peraturan Menteri Keuangan (PMK)  mengenai ekspor produk manufaktur yang menjadi dasar aturan juga akan dirombak sehingga dapat mendorong.

Dilansir dalam rilis Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Kuartal III-2023 sebesar 4,94%. Hal ini disebabkan oleh salah satunya ekspor dan impor yang terkontraksi.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, Ekspor -4,26% dan impor -3,76%. Salah satu penyebabnya, penurunan harga komoditas global yang memberikan pengaruh ke komoditas ekspor unggulan. Antara lain minyak kelapa sawit (CPO), nikel dan batu bara.

Amalia mengungkapkan, faktor dari dalam negeri yang turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi indonesia didorong oleh aktivitas domestik, yakni peningkatan mobilitas dan peningkatan pariwisata.

Hal ini tercermin dari jumlah penumpang di seluruh moda transportasi meningkat pada kuartal ketiga 2023. Tercatat angkutan rel tumbuh 26,71%, angkutan laut 11,12%, dan angkutan udara 29,18%.

Lalu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara juga tumbuh sebesar 64,87% pada kuartal III 2023. Kemudian, jumlah perjalanan wisatawan Nusantara juga tumbuh sebesar 13,35%.

Diakuinya, daya beli masyarakat masih terlihat stabil, hal ini diindikasikan dengan inflasi yang terkendali indeks penjualan eceran riil yang tumbuh, penjualan domestik sepeda motor naik dan nilai transaksi uang elektronik dan kartu kredit juga tumbuh.