Dunia

Ekspor Minyak ke Asia, Rusia disebut Bakal Ancam Posisi Arab Saudi

  • Aksi Rusia mengalihkan ekspor minyaknya ke pasar Asia disebut menjadi ancaman nyata bagi Arab Saudi.
Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

MOSKOW - Aksi Rusia mengalihkan ekspor minyaknya ke pasar Asia disebut menjadi  ancaman nyata bagi Arab Saudi. Analis Industri veteran, Paul Sankey mengatakan bahwa harga minyak Arab akan terkikis karena adanya persaingan. 

Di sisi lain,  dia memberikan sedikit kepercayaan pada klaim Arab Saudi bahwa aksi short selling yang berpengaruh di pada penentuan harga minyak.

"Terus terang, saya tidak tahu mengapa mereka begitu terobsesi dengan spekulan. Anda bisa menekan spekulan dalam jangka pendek. Tapi masalah sebenarnya adalah neraca minyak secara keseluruhan," kata Sankey sebagaimana dikutip TrenAsia.com dari Insider Kamis, 25 Mei 2023.

Sebagaimana diketahui, pada Selasa lalu Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman memperingatkan para short seller ntuk mewaspadai kesulitan ekonomi. Hal ini diumumkan  beberapa hari sebelum pertemuan OPEC+.

Meski memberi peringatan, Abdulaziz bin Salman  tidak menguraikan tindakan apa yang dimaksud secara spesifik. 

Peringatan itu membantu reli harga minyak. Tetapi bagi Sankey, Arab Saudi harus lebih fokus pada Rusia daripada short-seller. 

"Masalah sebenarnya adalah bisakah Saudi mengurung Rusia? Rusia adalah ancaman bagi Saudi, karena apa yang dilakukan Rusia adalah mengirim minyaknya ke Asia, dan memotong premi tradisional Saudi jangka panjang untuk menjual minyak ke Asia," katanya.

 "Itu kesepakatan yang jauh lebih besar daripada yang dihargai orang antara Rusia dan Saudi dalam hal pangsa pasar dan persaingan," tambahnya.

Di sisi lain,  Presiden Rusia Vladimir Putin dan penguasa de facto sekaligus  Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman tampaknya memiliki hubungan baik. Namun, bukan berarti hubungan tersebut berlaku juga untuk menteri energi yang merupakan anggota kerajaan.

Cari alternatif lain

Ketegangan potensial antara dua raksasa minyak yang berdampak pada jumlah produksi dalam beberapa tahun terakhir terjadi karena Rusia harus mencari alternatif untuk ekspor energinya.

Sebagaimana diketahui, dalam 15 bulan terakhir, Rusia telah dikenai  sanksi oleh barat. Karenanya, sebagian besar negara menutup akses Rusia dari pasar Eropa, termasuk minyak.

Awal tahun ini, ekspor minyak Rusia melampaui volume yang dicapai sebelum invasi ke Ukraina. Dua negara Asia yakni India dan China menyumbang sekitar 90% dari total pengiriman minyak mentah melalui laut.

Informasi lain,  ada sedikit tanda bahwa Rusia akan mengurangi ketergantungannya pada Asia. Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengindikasikan minggu ini bahwa Moskow dapat memasok 40% dari kebutuhan energi China .