<p>Suasana crane bongkar muat peti kemas di dermaga Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin, 11 Januari 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Ekspor Mulai Pulih, Pendapatan Bea Keluar dan Cukai Rokok Meroket

  • Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat pada Januari 2021, realisasi penerimaan bea keluar sebagai basis pajak ekspor tumbuh hingga 923% year-on-year (yoy) mencapai Rp1,11 triliun. Nilai ini tumbuh sangat pesat dibandingkan dengan realisasi di periode sama tahun lalu Rp110 miliar.

Nasional
Reky Arfal

Reky Arfal

Author

JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat pada Januari 2021, realisasi penerimaan bea keluar sebagai basis pajak ekspor tumbuh hingga 923% year-on-year (yoy) mencapai Rp1,11 triliun. Nilai ini tumbuh sangat pesat dibandingkan dengan realisasi di periode sama tahun lalu Rp110 miliar.

Dalam laporan APBN 2021, pencapaian bea keluar pada Januari 2021 setara dengan 62,26% dari outlook akhir tahun 2020 sejumlah Rp1,79 triliun.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan target tersebut bisa tercapai sejalan dengan tren perbaikan ekspor akibat pemulihan ekonomi global.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor pada bulan lalu sebesar US$15,3 miliar, naik 12,24% yoy. Sebaliknya, nilai impor pada Januari 2021 sebesar US$13,34 miliar, turun 6,49% yoy.

Penerimaan bea keluar utamanya disokong oleh ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan kakao yang secara harga dan volume meningkat.

“Meski beberapa pengiriman komoditas ke luar negeri mengalami penurunan dan harga yang lebih rendah,” kata Menkeu dalam Konferensi Pers APBN 2021 Periode Januari, Selasa 23 Februari 2021.

Di sisi lain, bauksit, kayu, kulit, dan mineral lainnya mengalami penurunan karena volume ekspor dan juga tarif bea keluar untuk komoditas yang dilakukan mulai 2021.

Sementara itu, bea masuk sebagai basis pajak impor merosot akibat sektor perdagangan dan pengolahan yang masih berangsur pulih akibat dampak COVID-19.

Bea masuk yang masih terkontraksi 19%, kata Sri Mulyani, terutama dari sektor perdagangan dan industri pengolahan, khususnya penurunan devisa bayar yang mengalami kontraksi 12%.

Total realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai pada Januari lalu sebesar Rp12,5 triliun, tumbuh 175,34% yoy dibanding Januari 2020 yang hanya Rp4,54 triliun.

Sebagai informasi, laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 menunjukkan realisasi penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) pada Januari sebesar Rp8,83 triliun.

Dalam satu bulan, CHT meroket 626,03% yoy atau setara 5,08% dari target akhir tahun ini sejumlah Rp 173,78 triliun.

“Kinerja positif ini utamanya didorong oleh penerimaan cukai rokok yang mampu tumbuh hingga 626,03% yoy,” tuturnya dalam konferensi tersebut. (SKO)