<p>Kegiatan Ekspor dan Impor/ Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai</p>
Makroekonomi

Ekspor Nonmigas Jateng ke AS Capai Rp43,1 T di Kuartal III 2023

  • Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah (Jateng) menyatakan total nilai ekspor non-migas Jawa Tengah dengan tujuan Amerika Serikat (AS) selama periode Januari hingga September 2023 tercatat mencapai US$2.707,7 juta atau sekitar Rp43,1 triliun (kurs Rp15.943).
Makroekonomi
Bintang Surya Laksana

Bintang Surya Laksana

Author

SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah (Jateng) menyatakan total nilai ekspor non-migas Jawa Tengah dengan tujuan Amerika Serikat (AS) selama periode Januari hingga September 2023 tercatat mencapai US$2.707,7 juta atau sekitar Rp43,1 triliun (kurs Rp15.943).

Hal itu disampaikan Statistisi Ahli Madya BPS Jateng Arjuliwondo dalam siaran pers, Rabu, 1 November 2023 di Semarang. Dengan nilai ekspor tersebut, Amerika Serikat masih menjadi negara tujuan ekspor komoditas nonmigas asal Jawa Tengah di sepanjang sembilan bulan pertama di tahun 2023. 

Arjuliwondo menyebutkan dua negara lainnya, yakni Jepang dan China juga menjadi negara tujuan ekspor dari Jawa Tengah selain Amerika Serikat. "Ekspor dari Jawa Tengah ke tiga negara tersebut memiliki porsi sekitar 53,39% dari total nilai ekspor," ujar Arjuliwondo.

Selama tahun 2023, ekspor nonmigas Jawa Tengah mencapai US$7.315,5 juta (Rp116,63 triliun). Sekitar 94% dari total nilai ekspor Jawa Tengah berasal dari industri pengolahan, dengan China menjadi negara asal komoditas impor terbesar ke Jawa Tengah selama tahun 2023 dengan total nilai impor US$2.501,4 juta (Rp39,88 triliun). 

Selain China, Amerika Serikat dan Thailand juga merupakan negara asal komoditas yang masuk ke Jawa Tengah. Arjuliwondo menyoroti bahan baku/penolong adalah komoditas utama yang diimpor ke Jawa Tengah selama sembbilan bulan pertama tahun 2023, dengan total nilai US$9.742,9 juta (Rp155,33 triliun). 

Total nilai ekspor Jawa Tengah selama Januari hingga September 2023 tercatat mencapai US$7.610 juta (Rp121,33 triliun). Adapun total nilai impor Jawa Tengah di periode Januari hingga September 2023 tercatat sebesar US$12.328,3 juta (Rp196,56 triliun). Dengan kondisi tersebut, Arjuliwondo menyatakan Jateng masih mengalami defisit neraca perdagangan sebesar US$2.885, 6 juta (Rp46 triliun).