Aktivitas bongkar muat di terminal petikemas Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin, 18 April 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Makroekonomi

Ekspor RI Turun Jadi Rp363,5 Triliun di Maret 2024

  • Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia mencapai US$22,43 miliar pada Maret 2024 atau setara dengan Rp363,5 triliun (kurs Rp16,200 per dolar AS). Nilai ekspor ini turun 4,19% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/YoY).

Makroekonomi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia mencapai US$22,43 miliar pada Maret 2024 atau setara dengan Rp363,5 triliun (kurs Rp16,200 per dolar AS).  Nilai ekspor ini turun 4,19% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/YoY).

Namun jika nilai ekspor ini naik 16,40% dibandingkan Februari 2024. Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, peningkatan nilai ekspor Maret secara bulanan didorong peningkatan ekspor nonmigas terutama pada logam mulia, dan perhiasan, permata dengan andil 4,85%.

"Kemudian, ekspor nonmigas bulan Maret juga ditopang oleh besi baja dengan andil sebesar 2,35%, serta lemak dan minyak hewan atau nabati dengan andil 1,71%," katanya dalam rilis BPS pada Senin 22 April 2024.

Sementara itu, secara tahunan, semua sektor meningkat kecuali sektor pertambangan dan lainnya yang turun sebesar 19,72%. Lalu, ekspor komoditas pertanian naik 14,07%.

Kinerja ekspor beberapa komoditas unggulan Indonesia yaitu batu bara besi dan baja serta CPO dan turunannya. Di mana nilai ekspor 3 komoditas ini mencapai 29,54% dari total ekspor non migas Indonesia pada Maret 2024.

Amalia menjelaskan nilai ekspor besi dan baja serta CPO dan turunannya meningkat secara bulanan, sedangkan ekspor batu bara turun.

BPS juga mencatat total ekspor pada periode Januari-Maret 2024 mencapai US$62,20 miliar atau turun 7,25%, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Impor
Amalia mengungkapkan,  impor Indonesia pada Maret 2024 mencapai US$17,96 miliar setara dengan Rp291 triliun atau naik 2,6% dibanding Februari 2024 yang tercatat US$18,44 miliar. Sedangkan jika dibandingkan Maret 2023, kinerja impor bulan ini tercatat turun sebesar 12,76%.

Nilai impor migas selama Maret 2024 tercatat US$3,33 miliar naik 11,64% dibanding Februari 2024 sebesar US$2,98 miliar. Kemudian untuk impor non migas pada Maret 2024 senilai US$14,63 miliar turun 5,34% dibandingkan Februari 2024 yang tercatat US$15,46 miliar.

Neraca Perdagangan Surplus

Amalia melaporkan kinerja neraca perdagangan Maret 2024 kembali surplus di angka US$4,47 miliar atau Rp72,4 triliun. Hal ini sekaligus menjadi tren bahwa neraca perdagangan Indonesia surplus selama 47 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Adapun surplus neraca perdagangan pada Maret 2024 tercatat lebih besar dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar US$0,83 miliar dan bulan yang sama tahun lalu sebesar US$2,83 miliar.