Kawasan Persawahan Penghasil Padi
Nasional

El Nino Sebabkan Produksi Beras di Jateng Turun Drastis

  • Luasan area panen padi turun menjadi 1,64 juta hektaer dari 1,69 juta hektare tahun sebelumnya, sementara produksi padi menyusut dari 9,36 juta ton menjadi 9,08 juta ton.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

SEMARANG - El Nino memainkan peran sentral dalam penurunan produksi padi di Jawa Tengah pada tahun 2023. Fenomena ini mengakibatkan kekeringan yang berdampak serius pada lahan pertanian.

Kurangnya pasokan air yang cukup untuk tanaman padi telah merugikan produktivitas pertanian, menyebabkan rendahnya hasil panen. Petani kini dihadapkan pada tantangan besar dalam menjaga keberlanjutan usaha pertanian mereka, dan kekeringan yang dihasilkan oleh El Nino menjadi faktor utama dalam menentukan kondisi ekonomi pertanian di tahun tersebut. 

Upaya untuk mengatasi dampak El Nino dan meningkatkan ketahanan petani terhadap perubahan iklim menjadi aspek penting dalam menghadapi tantangan pertanian yang semakin kompleks.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, produksi padi di provinsi ini mengalami penurunan pada tahun 2023 salah satunya karena fenomena El Nino. 

"Dampak El Nino, banyak lahan produksi beras tidak tergarap karena tidak ada air," Kepala BPS Jawa Tengah, Dadang Hardiwan  Jumat, 1 Maret 2024.

Luasan area panen padi turun menjadi 1,64 juta hektare dari 1,69 juta hektare tahun sebelumnya, sementara produksi padi menyusut dari 9,36 juta ton menjadi 9,08 juta ton.

Kabupaten Grobogan memiliki luasan panen terbesar, namun Kabupaten Cilacap memimpin dalam produktivitas panen. Namun, situasi ini menjadi lebih rumit karena adanya dampak El Nino, yang menyebabkan kekurangan air signifikan di banyak wilayah dan menghambat produktivitas pertanian.

Pemulihan di 2024

Meskipun menghadapi tantangan berat akibat dampak El Nino pada tahun 2023, terdapat optimisme yang mengarah pada prospek pemulihan pada tahun 2024. 

Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi beras dalam negeri hingga Februari 2024 mencapai 2,02 juta ton, dengan perkiraan panen raya yang diantisipasi dari Maret hingga Mei 2024. 

"Produksi beras hingga tiga bulan ke depan sudah bisa diprediksi. Sejumlah daerah akan mengalami panen raya di April 2024," ujar Dadang dilansir dari Antara.

Proyeksi ini memberikan sinar harapan bagi para petani dan pemerintah setempat, menandai potensi pemulihan dalam produktivitas pertanian.

Harapan ini tidak hanya memberikan dorongan moral, tetapi juga menciptakan peluang bagi pemulihan ekonomi di sektor pertanian, yang memiliki dampak signifikan pada kesejahteraan masyarakat lokal. 

Dengan berbagai upaya pemulihan dan pengelolaan risiko yang diimplementasikan, diharapkan bahwa sektor pertanian dapat pulih dari tantangan El Nino dan mencapai hasil yang lebih baik pada masa mendatang.

Pemulihan ini diharapkan memberikan kesejahteraan bagi petani. Pemerintah juga telah memberikan dukungan dan bantuan untuk membantu mereka menghadapi dampak El Nino," tambah Kepala BPS.

Meskipun terdapat penurunan produktivitas, stok beras di Jawa Tengah tetap diharapkan mencukupi untuk kebutuhan masyarakat. Pemerintah terus berupaya untuk memantau situasi dan memberikan bantuan yang diperlukan kepada petani.

Melalui langkah-langkah ini, diharapkan sektor pertanian di Jawa Tengah akan pulih, menghadapi tantangan iklim, dan menjaga ketahanan pangan di masa depan.