Elektabilitas dan Popularitas Jadi Senjata Politik
- Dalam setiap kontestasi politik di Indonesia, elektabilitas dan popularitas sering dijadikan alat utama untuk meraih kemenangan. Banyak partai politik mengusung artis dan selebritis, seperti Gilang Dirga, Kris Dayanti, dan Rano Karno, untuk meningkatkan peluang menang dalam pemilihan kepala daerah.
Nasional
JAKARTA — Dalam setiap kontestasi politik Indonesia, elektabilitas dan popularitas jadi senjata kemenangan politik paling populer. Dilihat dari banyaknya partai politik (parpol) yang mengusung artis dan selebritis untuk menjadi calon kepala daerah.
Seperti yang dilakukan beberapa partai politik, artis dan selebritis banyak diusung untuk maju ke pemilihan eksekutif maupun yudikatif. Kejadian ini banyak dilakukan untuk memperbesar kemungkinan partai tersebut memenangkan orang yang sudah diusung oleh partai. Meskipun orang dengan elektabilitas politik yang tinggi belum tentu memiliki pengalaman politik.
Sederet nama presenter, penyanyi, aktor, dan komedian tanah air seperti Gilang Dirga, Kris Dayanti, Rano Karno, dan Ronal Surapradja diusung oleh partai politik untuk turut berkontestasi dalam pemilihan kepala daerah. Kepopuleran mereka di tengah-tengah masyarakat mungkin menarik minat partai politik untuk mengusung mereka, dengan tujuan memperbesar kemungkinan menang dalam kontestasi.
Apa itu elektabilitas dan popularitas
Elektabilitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) didefinisikan sebagai kemampuan atau kecakapan seseorang untuk dapat terpilih dan mengisi posisi tertentu dalam pemerintahan. Sementara itu dilansir dari laman Political Dictionary, Senin 2 September 2024, electability atau elektabilitas mengacu kepada kandidat politik yang memiliki peluang terbesar untuk terpilih dalam pemilihan, dengan penilaian dari pengamat politik, partai politik, dan media.
Sementara itu, popularitas didefinisikan dalam KBBI popularitas berasal dari kata populer, populer yang didefinisikan sebagai orang yang disukai, mudah dipahami, maupun dikagumi. Dikutip dari Jurnal Risalah yang ditulis oleh Suardi tahun 2017, popularitas tidak dapat dipungkiri bahwasanya popularitas sangat menentukan minat dan pilihan masyarakat.
Fungsi elektabilitas dan popularitas dalam politik
Mengacu pada dua definisi tersebut, elektabilitas dan popularitas menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan. Orang yang memiliki elektabilitas dan popularitas yang tinggi sangat mungkin untuk memenangkan pertarungan politik, dikarenakan tingkat untuk terpilih di masyarakat menjadi lebih tinggi.
Dilansir dari Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora yang ditulis oleh Agus Setiaman dan Sarah Amarissa Girsang pada tahun 2023, dapat diketahui bahwa elektabilitas bisa menjadi salah satu faktor penentu dari kemenangan pemilu, meskipun tidak dapat dipastikan secara betul hasilnya. Selain itu, elektabilitas politik merupakan metode yang digunakan dalam pemilihan umum untuk memprediksi popularitas calon. Elektabilitas membantu memperkenalkan calon.
Perhitungan elektabilitas calon kontestasi dilakukan oleh media massa dengan menyampaikan informasi mengenai calon Presiden kepada masyarakat. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan popularitas calon Presiden dan juga memberikan informasi tambahan kepada masyarakat sebagai pertimbangan dalam memilih. Hasil elektabilitas ini juga sangat mempengaruhi pilihan masyarakat yang memang belum bisa menentukan pilihannya.
Secara keseluruhan elektabilitas akan sangat bergantung pada pada seberapa baik seorang kandidat politik untuk memanfaatkan kepopulerannya untuk membangun dukungan masyarakat yang solid. Untuk mendapatkan elektabilitas yang tinggi tentu harus dikenal dengan baik oleh masyarakat, kemudian memiliki rekam jejak kinerja dalam bidang tertentu dengan baik. Selain itu, memiliki prestasi juga menambah elektabilitas sang calon dan popularitas di masyarakat.