Elon Musk Buka Jajak Pendapat, Sinyal Lelah Urusi Twitter?
- Dalam 30 menit setelah diposting, jajak pendapat tersebut telah menerima lebih dari dua juta suara dengan hasil yang sedikit mendukung pengunduran diri Musk
Dunia
SAN FRANSISCO - Elon Musk secara tiba-tiba membuat polling tidak biasa. Di tengah kontroversi terhadap kekhawatiran yang terngah berlangsung dari pengiklan, Musk membuat jajak pendapat mengenai haruskah ia turun jabatan sebagai CEO Twitter.
Dalam 30 menit setelah diposting, jajak pendapat tersebut telah menerima lebih dari dua juta suara dengan hasil yang sedikit mendukung pengunduran diri Musk. Pada saat publikasi, 56,7% responden memilih 'ya' untuk pertanyaan Musk.
Sesaat setelah hasil jajak pendapat keluar, Musk menulis sebuah idiom pada akun Twitternya.
"Seperti kata pepatah, berhati-hatilah dengan apa yang Anda inginkan, karena Anda mungkin mendapatkannya," tulis Musk seperti dikutip TrenAsia.com Senin, 19 Desember 2022.
- Waskita Karya (WSKT) Blak-blakan Dampak Kasus Korupsi Mantan Direksi
- Dibuka Melemah, Nilai Kurs Rupiah Diprediksi Menguat karena Ekspetasi Suku Bunga BI
- Hyundai Rencanakan Pembangunan Pabrik Battery Pack, Siap Dukung Ekosistem Kendaraan Listrik Indonesia
- Tren Istilah Dunia Kerja: Apa Itu Onboarding?
Belum diketahui apakah bos Tesla itu serius atau tidak. Namun mengutip Insider, Musk pernah berkata pada hakim Delaware bulan lalu bahwa dia berencana untuk mengurangi waktunya di Twitter dan mencari orang lain untuk menjalankan Twitter.
Jika pun Elon Musk menuruti hasil jajak pendapat, belum diketahui kapan ia akan mundur dan siapa yang akan menggantikannya.
Perlu diketahui, sejak mengambil alih platform jejaring sosial mikro blogging berlogo burung biru itu, Musk tampaknya telah membuat banyak keputusan kebijakan melalui hasil jajak pendapat pengguna.
Salah satu yang mendapat sorotan adalah apakah Ia akan membatalkan penangguhan akun mantan Presiden Donald Trump dan pengguna lain yang dilarang di bawah kepemimpinan sebelumnya serta memulihkan akun jurnalis yang telah dia dengan melaporkan lokasi jet pribadinya.
Di bawah kepemimpinan Musk, Twitter terus menghadapi kritik , meningkatnya ujaran kebencian, pengaruh eksodus pengguna dan pengiklan,serta sejumlah ancaman sanksi internasional.