Elon Musk berbicara secara virtual di VivaTech 2024 di Paris.
Dunia

Elon Musk Diam-diam Temui Utusan Iran, Inginkan Perdamaian?

  • Elon Musk, salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia teknologi secara diam-diam telah mengadakan pertemuan dengan Amir Saeid Iravani, Duta Besar Iran untuk PBB, di New York.

Dunia

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Elon Musk, salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia teknologi secara diam-diam telah mengadakan pertemuan dengan Amir Saeid Iravani, Duta Besar Iran untuk PBB, di New York pada tanggal 11 November 2024 lalu. 

Dalam pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jam tersebut, kedua delegasi membahas upaya meredakan ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran, dua negara yang selama ini memiliki hubungan diplomatik yang penuh konflik terutama setelah genosida Israel di Palestina.  

Pertemuan tersebut dianggap sebagai langkah positif menuju rekonsiliasi antara dua negara tersebut. Elon Musk, walaupun lebih dikenal sebagai CEO Tesla dan SpaceX, kini mulai memainkan peran penting dalam diplomasi internasional semenjak kemanangan Donald Trump dalam Pilpres Amerika. 

Sebagai penasihat dekat Presiden terpilih Donald Trump, Musk menjadi figur strategis yang dipercaya untuk menjembatani kepentingan AS di ranah global, khususnya dalam isu-isu sensitif seperti hubungan dengan Iran.  "Kami tidak mengomentari laporan tentang pertemuan tertutup yang terjadi atau tidak terjadi." ujar Elon Musk, dilansir dari New York Times, Jumat, 15 November 2024.

Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak membahas kemungkinan kerja sama di berbagai bidang, termasuk energi dan pengurangan sanksi. Musk juga dikabarkan memberikan pandangan strategisnya mengenai potensi penggunaan teknologi untuk mendukung stabilitas kawasan Timur Tengah.  

Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS 2024 membuka babak baru dalam hubungan AS-Iran. Walaupun dalam kepemimpinannya di periode pertama Trump mengambil langkah kontroversial dengan menarik AS dari perjanjian nuklir Iran tahun 2015, pertemuan Musk dengan Iravani berpotensi memberikan harapan pemerintahan baru akan mengadopsi pendekatan yang lebih pragmatis.  

Para pejabat Iran dikabarkan mulai mempertimbangkan kemungkinan kesepakatan baru untuk mencabut sanksi ekonomi yang selama ini membebani perekonomian negara tersebut. Dalam konteks ini, peran Elon Musk menjadi signifikan karena ia dinilai Trump mampu menjadi mediator dalam membuka dialog baru.  

Pasca kemenangan Trump, pejabat Iran menunjukkan sikap terbuka terhadap potensi negosiasi baru. Presiden Iran dikabarkan telah membentuk tim diplomatik khusus untuk mempersiapkan agenda perundingan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak.  

Melalui dialog ini, Iran berharap, sanksi ekonomi yang diberlakukan selama bertahun-tahun dapat dicabut atau setidaknya dikurangi. Hal ini akan memberikan peluang bagi Iran untuk menghidupkan kembali ekonominya dan meningkatkan hubungan dagang dengan negara-negara lain.  

“Secara keseluruhan, semuanya mungkin terjadi dengan Trump, Ia tampaknya tertarik pada kesepakatan dengan Iran. Namun, beberapa penasihatnya mungkin lebih menyukai pendekatan lain, di antaranya meningkatkan tekanan terhadap Iran.” ujar " ujar Ali Vaez, direktur Iran untuk International Crisis Group.

Musk dalam Kabinet Trump

Elon Musk juga dikabarkan akan mengambil peran resmi dalam pemerintahan Trump. Ia diproyeksikan menjadi direktur sebuah badan baru yang fokus pada efisiensi pemerintah Amerika. 

Dalam kapasitas ini, Musk diharapkan dapat membawa pendekatan inovatif dalam menjalankan fungsi pemerintahan, terutama di bidang teknologi dan keberlanjutan energi.  

Jika posisi ini terwujud, Musk tidak hanya akan menjadi penasihat strategis tetapi juga pengambil keputusan di bidang yang berdampak langsung pada hubungan luar negeri AS. Langkah ini menunjukkan bahwa pemerintahan Trump berkomitmen untuk memanfaatkan kemampuan unik Musk dalam inovasi untuk memperkuat kebijakan dalam dan luar negeri.  

Bagi AS, membuka dialog dengan Iran tidak hanya mencerminkan perubahan strategi, tetapi juga menunjukkan bahwa teknologi dan inovasi dapat menjadi alat diplomasi yang kuat. Bagi Iran, ini adalah kesempatan untuk memperbaiki hubungan dan membangun kembali ekonomi yang lebih stabil.