Elon Musk Kecam The Fed Karena Berpotensi Timbulkan Resesi
- Elon Musk dilaporkan mengecam Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve System atau The Fed.
Dunia
TEXAS - Orang terkaya dunia, Elon Musk dilaporkan mengecam Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve System atau The Fed. Hal ini dilakukan karena The Fed terus melanjutkan kenaikan suku bunga meski apa yang dia anggap sebagai tanda-tanda ancaman inflasi memudar.
Kecaman tersebut tersiar setelah pembuat mobil listrik itu menyalahkan dolar yang kuat secara historis. Akibatnya, Tesla mengalami penurunan penjualan kuartalan.
Tak hanya itu, Musk turut mengatakan pergerakan mata uang itu menelan biaya U$250 juta atau kisaran Rp3,9 triliun (asumsi kurs Rp15.600 per dolar AS) dalam pendapatan operasional.
- 5 Strategi Persiapkan Pensiun Dini Sejak Masih Muda
- Super Canggih, 8 Teknologi Futuristik yang Bisa Memgubah Masa Depan
- Anak Muda Susah Kaya, Tinggalkan 5 Kebiasaan Buruk Ini
"The Fed menaikkan suku bunga lebih dari yang seharusnya. Tapi saya pikir mereka pada akhirnya akan menyadari itu dan mengembalikannya lagi," kata Musk seperti dikutip TrenAsia.com dari Insider Jumat, 21 Oktober 2022.
Sebelumnya, Direktur The Fed Jerome Powell dan rekan-rekannya telah menaikkan suku bunga dari hampir nol pada Maret 2022 ke kisaran 3% dan 3,25% hari ini. Setelahnya, The Fed kembali mengisyaratkan mereka bisa mendekati 5% tahun depan.
Kenaikan tersebut dimaksudkan untuk mengekang inflasi, yang melonjak ke level tertinggi 40 tahun sebesar 9,1% pada Juni, dan tetap di atas 8% pada September.
Menyikapi hal tersebut, Musk mengatakan The Fed terlalu fokus pada berapa banyak harga yang melonjak selama setahun terakhir dibanding memperhatikan apa yang terjadi sekarang. Dia menunjukkan tembaga dan komoditas lainnya telah mundur dari level tertinggi awal tahun ini, dan Tesla melihat lebih banyak deflasi daripada inflasi.
"The Fed tidak mendengarkan, karena mereka melihat ke kaca spion daripada melihat ke luar kaca depan," kata Musk
Namun perlu ditekankan bahwa Tesla akan diuntungkan jika The Fed mengubah arah dan mulai memangkas suku bunga sekali lagi. Sebab, hal itu akan melemahkan dolar dan menurunkan biaya pinjaman.
Bagaimanapun, kenaikan bank sentral telah mendorong dolar AS ke level tertinggi 20 tahun terhadap mata uang utama lainnya tahun ini, yang melemahkan nilai penjualan luar negeri Tesla pada kuartal terakhir, dan berkontribusi untuk itu jauh dari ekspektasi Wall Street.
Selain itu, jika The Fed mulai melonggarkan kebijakan moneternya, jenis stimulus ekonomi tersebut kemungkinan akan melemahkan penjualan kendaraan Tesla.
"Permintaan sedikit lebih sulit dari yang seharusnya," tambah Musk.
Sekadar informasi, menghentikan kenaikan atau mengurangi suku bunga dapat menghidupkan kembali pasar saham dan meningkatkan saham Tesla yang telah anjlok 48% tahun ini.
Seperti diketahui, harga saham yang lebih tinggi akan memudahkan Musk untuk mengumpulkan lebih banyak uang yang dia butuhkan untuk menutup akuisisi Twitter-nya.
Belakangan waktu terakhir Musk diketahui telah mengeluh tentang perjuangan inflasi Fed untuk sementara waktu. Ia mengatakan para pejabatnya terlalu khawatir dengan indikator ekonomi yang tertinggal.
"Ada terlalu banyak latensi dalam keputusan Fed. Bermasalah di dunia yang cepat berubah," kicaunya di Twitter pada September lalu.
Tak sampai di situ, Sainspreneur tersebut bahkan mendukung kritik profesor Wharton Jeremy Siegel yang mengatakan bahwa The Fed gagal menghentikan inflasi sejak awal. Kegagalan itu berujung pada kenaikan suku bunga yang berlebihan dan mempertaruhkan resesi yang tidak perlu.