<p>Bos mobil listrik Tesla, Elon Musk / Reuters</p>
Dunia

Elon Musk Kembali Terdepak Setelah Dua Hari Jadi Orang Terkaya Dunia

  • Posisi Elon Musk sebagai orang terkaya dunia kali ini dirasakannya hanya sebentar.

Dunia

Rizky C. Septania

AUSTIN - Posisi Elon Musk sebagai orang terkaya dunia kali ini dirasakannya hanya sebentar. Setelah berhasil kembali menduduki takhta sebagai orang terkaya sejagat raya, ia harus kembali menyerahkan posisinya pada taipan barang mewah, Bernard Arnault.

Pada Kamis, 3 Maret 2023, Kekayaan Musk turun US$2 miliar Rp30 triliun (asumsi kurs Rp15.200 per dolar AS) menurut Bloomberg Billionare Index. Alhasil, kekayaannya kini tinggal US$184 miliar (Rp2,81 kuadriliun). Sedangkan kekayaan Bernard Arnault kini masih bertengger di angka US$186 miliar (Rp2,84 Kuadriliun)

Tergelincirnya Musk dari posisi teratas mengikuti penurunan saham Tesla yang  ditutup melemah 1,4% pada hari Rabu waktu setempat. 

Mengutip Insider, Kamis, 2 Maret 2023, saham Tesla memang diketahui mengalami perpanjangan  penurunan kinerja setelah jam perdagangan.  Sedangkan kekayaan bersih Musk sebanyak 13% berasal dari saham Tesla. Karenanya, penurunan kinerja otomatis akan menyebabkan penurunan harta kekayaannya.

Selain itu, sentimen investor bisa terpukul karena Tesla tidak mengungkap kendaraan listrik ramah anggaran pada perhelatan master plan 3 yang digelar Rabu, 1 Maret waktu setempat .

Sebelumnya, ada desas-desus pasar sebelum acara bahwa Musk dapat meluncurkan mobil seharga US$25.000 atau setara Rp300an juta. Inilah yang kemudian menyebabkan optimisme pada Tesla kembali naik.

"Tidak mengherankan jika saham Tesla turun lebih dari 5% dalam beberapa jam setelah Tesla's Investor Day, karena investor tidak mengetahui detail tentang produk atau layanan Tesla baru," tulis Greg Bassuk, CEO perusahaan manajemen aset AXS Investments.

Bassuk menambahkan, itulah yang membuat para investor kecewa karena mereka menunggu detail konkret dari rencana Tesla untuk tetap kompetitif di pasar EV yang semakin ramai dan sensitif terhadap harga. Sayangnya, hal itu tetapi  tidak terwujud.

Terlepas dari kemunduran hari Rabu, saham Tesla masih naik 65% sepanjang tahun ini karena permintaan meningkat setelah pemotongan harga yang agresif dan perubahan kredit pajak yang menguntungkan di AS untuk kendaraan listrik.