Elon Musk menyampaikan kekhawatirannya akan kemungkinan tewas secara misterius setelah diancam seorang pejabat Rusia.
Dunia

Elon Musk Terima Ancaman dari Seorang Pejabat Rusia

  • Miliarder Elon Musk mengaku sedang diancam oleh seorang pejabat tinggi Rusia dalam sebuah cuitan melalui Twitter.

Dunia

Fadel Surur

TEXAS - Miliarder Elon Musk mengaku sedang diancam oleh seorang pejabat tinggi Rusia dalam sebuah cuitan melalui Twitter.

“Jika saya tewas dalam keadaan misterius, senang telah mengenal kalian,” tulis pemilik baru Twitter itu pada hari Minggu, 9 Mei lalu. 

Menurut laporan Fortune, Elon diancam oleh seorang kepala badan antariksa Rusia Roscomos dan mantan Wakil Perdana Menteri Rusia, Dmitry Rogozin. 

Ancaman itu berhubungan dengan bantuan satelit Starlink dari perusahaan SpaceX milik Elon yang digunakan di Ukraina. Satelit ini digunakan untuk menyediakan jaringan internet broadband berkecepatan tinggi. 

Sejak awal invasi Rusia di Ukraina beberapa bulan lalu, ada banyak laporan mengenai masalah konektivitas di Ukraina. Keadaan ini yang memicu Elon untuk mengirimkan bantuan satelit Starlink. 

“Elon Musk terlibat dalam pemasokan peralatan komunikasi militer untuk pasukan fasis di Ukraina. Untuk itu, Elon, Anda harus bertanggung jawab seperti orang dewasa, tidak peduli bagaimanapun Anda berpura-pura,” tulisnya dalam unggahan di Telegram pada hari Minggu, 9 Mei.

Sampai saat ini ada sekitar 150.000 pengguna aktif satelit Starlink di Ukraina menurut Wakil Perdana Menteri Ukraina, Mykhailo Fedorov.

Pada hari Senin, 10 Mei 2022, Rogozin membalas cuitan Elon dengan memperingatkannya untuk berhenti bermain-main. 

Ia menambahkan bahwa negaranya sedang merayakan Victory Day atas fasisme. Victory Day merupakan peringatan kemenangan pasukan Uni Soviet atas Jerman dalam Perang Dunia Kedua. 

Selama ini Rusia terus menerus mengeklaim bahwa Ukraina dipimpin oleh seorang fasis atau rezim Nazi. Klaim ini dikritik banyak negara Barat dan dianggap sebagai pembenaran atas invasi terhadap Ukraina.

Dengan propaganda itu, Rusia mengaku berusaha menghapus Nazi di Ukraina melalui invasi yang mereka sebut sebagai “operasi khusus”.