ELSA Siap Merger dengan PDSI, Laba 2025 Diperkirakan Tembus Rp1,3 Triliun
- PT Elnusa Tbk (ELSA) dikabarkan akan mendapatkan berkah seiring dengan rencana pemegang saham mayoritasnya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), menggabungkan anak usahanya PT Pertamina Driling Services (PDSI) dan ELSA.
Korporasi
JAKARTA – Emiten minyak dan gas PT Elnusa Tbk (ELSA) dikabarkan akan mendapatkan berkah seiring dengan rencana pemegang saham mayoritasnya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), menggabungkan anak usahanya PT Pertamina Driling Services (PDSI) dan ELSA.
Dalam riset terbarunya, RHB Sekuritas menyatakan bahwa PDSI, yang berfokus pada sektor pengeboran migas, diperkirakan akan mendorong laba Elnusa hingga 66% menjadi Rp1,6 triliun pada tahun 2025.
“Jika merger itu terealisasi pada 2025 dan laba bersih PDSI stabil, berdasarkan proyeksi kami, laba bersih Elnusa (ELSA) mencapai Rp1,3 triliun,” tulis RHB dalam riset, dikutip TrenAsia pada Kamis, 15 Agustus 2024.
- Demi Kepastian Usaha, Ekonom Dorong Kebijakan Cukai Rokok Moderat Disahkan Lebih Cepat
- Harga Sembako di DKI Jakarta Hari Ini: Daging Kambing Naik, Cabe Rawit Merah Turun
- Harga Emas Antam Hari Ini Terkoreksi Rp5.000
Diketahui perusahaan efek itu membeberkan bahwa pihaknya berhasil mengakses laba bersih PDSI yang tahun lalu mencapai US$28 juta setara Rp456 miliar, naik 43% dari 2023. Nah, margin laba bersih mencapai 6,7%, lebih tinggi dari ELSA yang hanya di kisaran 4%.
Menurut RHB, lonjakan laba bersih tersebut membuat valuasi ELSA, dalam hal ini Price Earnings Ratio (PER), hanya sebesar 2,5 kali, yang merupakan diskon sebesar 55% dibandingkan perusahaan sejenis yang rata-rata memiliki PER sebesar 5,9 kali.
Dengan berbagai pertimbangan, RHB menyematkan rekomendasi buy saham ELSA. Target harga saham ELSA sebesar Rp650. Saat ini, saham ELSA mayoritas dikendalikan oleh PHE dengan kepemilikan 51,03% dan publik sebesar 48 sekian persen.
Info Merger
Dari lantai bursa, saham ELSA pada perdagangan hari ini pukul 11:25 WIB, bergerak melemah 0,41% ke level Rp490 per saham. Sebelumnya, PHE telah menunjuk konsultan eksternal untuk menghitung dan menganalisis potensi merger antara Elnusa dan PDSI.
Sementara itu CEO Elnusa, Bachtiar Soeria Atmadja, menegaskan bahwa merger ini akan memperkuat pangsa pasar perusahaan dalam bisnis jasa hulu migas. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan laba bersih, efisiensi penggunaan aset dan biaya operasional, serta mengurangi kompetisi di antara perusahaan jasa migas milik PT Pertamina.
- Gabungan Asosiasi Pedagang Menolak Zonasi Larangan Jual Rokok dalam PP Kesehatan
- Top! Perusahaan BUMN Dominasi Nilai Merek Terbesar se-Asean, Berikut Daftarnya
- Apakah Platform Fintech P2P Lending Bertanggung Jawab Atas Kasus Gagal Bayar? Simak Penjelasannya
Di sisi lain, PHE, melalui PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP), Elnusa, dan PDSI, juga telah menandatangani MoU kerja sama internasional. MoU ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan memberdayakan anak perusahaan hulu dalam kerjasama global.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi, Chalid Said Salim, menyampaikan bahwa hingga Mei 2024, PHE mencatatkan produksi migas sebesar 1,05 juta BOEPD (barel setara minyak per hari), yang terdiri dari 556 ribu BOPD (barel minyak per hari) dan 2.853 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) untuk gas.
“Selain itu, PHE telah menyelesaikan pengeboran 5 sumur eksplorasi, 278 sumur pengembangan, 381 workover, dan 14.386 well services dengan menggunakan 70 drilling rigs dan 139 WI rigs,” ujar Chalid.
Chalid menambahkan memasuki usia ke-17, PHE mampu menunjukkan kinerja yang optimal dalam menjaga ketahanan energi nasional. PHE akan terus bersemangat menggali potensi dan kekuatan untuk mendukung target produksi nasional dan memenuhi pasokan energi dalam negeri.