Emas dan Bursa Asia Diterpa Kenaikan Yield Obligasi AS
- Treasury yield 10 tahun telah mengalami peningkatan menjadi 4,67% dari 4,58% pada awal pekan ini, mendekati level tertinggi sejak tahun 2007.
Obligasi
JAKARTA – Lonjakan imbal hasil obligasi telah memengaruhi sejumlah kinerja pasar modal, terutama di Asia. Tidak hanya itu, harga emas sebagai aset “safe heaven” juga menerima imbas akibat peningkatan yield surat utang.
Melansir investing.com, Selasa, 3 Oktober 2023, treasury yield 10 tahun telah mengalami peningkatan menjadi 4,67% dari 4,58% pada awal pekan ini, mendekati level tertinggi sejak tahun 2007.
Imbal hasil obligasi 10 tahun juga menunjukkan tren kenaikan dengan persentase 0,47% pada bulan lalu, lonjakan bulanan tertinggi sepanjangan tahun berjalan (ytd). Kondisi ini dinilai menarik investor untuk beralih dari instrumen saham ke obligasi.
Berdasarkan data, sebagian besar bursa saham regional melemah pada sesi perdagangan Selasa, 3 Oktober 2023. Indeks Hang Seng di Hong Kong jatuh lebih dari 3%, disusul Nikkei 225 di Tokyo yang anjlok 1,7%.
Sementara itu, S&P/ASX 200 di Australia terkoreksi 1,3% ke level 6.943,40, dan Sensex India melemah 0,6% ke 65.462,02. Sedangkan Indeks SET di Bangkok dan Taiex Taiwan masing-masing mengalami penurunan kinerja 1,4% dan 0,6%.
- Pekan Ini, Rupiah Diprediksi Melemah hingga Rp15.800 per-Dolar AS
- Fenomena Es Teh Jumbo Perparah Problem Sampah Plastik
- Unit Apartemen Fatmawati City Center milik Agung Sedayu Hampir Ludes Terjual
Selain bursa saham, kenaikan yield obligasi AS tenor 10 tahun juga menekan harga emas sebanyak 0,26% atau sekitar 4,74 bps ke level US$1.823 per ounce. Di sisi lain, harga emas terpantau telah naik hingga 11, 17% selama setahun.
Sejatinya penekanan harga emas ini turut dipengaruhi oleh indeks dolar AS yang terungkit 0,3%, di mana pada pekan lalu telah terdongkrak sekitar 3%. Dolar AS naik menjadi 149,93 terhadap yen Jepang dari 149,86 yen, di saat euro turun ke $1,0462 dari $1,0480.
Stephen Innes dari SPI Asset Management mengungkapkan bahwa para pelaku pasar akan mengambil langkah hati-hati dalam menimbang hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan suku bunga, serta potensi tindakan dari Bank Sentral AS alias The Fed.
Harga emas dunia dinilai akan terus diuji dengan sentimen lainnya, seperti adanya kemungkinan kenaikan suku bunga AS pada November 2023, di mana biasanya suku bunga yang tinggi akan mendorong yield obligasi dan menekan harga emas situ sendiri.