Tambang seng dan timah hitam di Dairi, Sumatra Utara, milik PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).
Korporasi

Emas Diborong Emiten Ini, Pendapatan BRMS Terbang 231 Persen

  • Kontribusi penjualan emas mencapai US$106,47 juta atau setara dengan 98,15% dari total pendapatan BRMS, yakni US$108,47 juta.

Korporasi

Ananda Astridianka

JAKARTA – Perusahaan tambang Grup Bakrie, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melaporkan kinerja yang memuaskan pada periode Januari – September 2024.

Pendapatan yang berhasil dikumpulkan selama sembilan bulan meningkat pesat 231% secara tahunan (yoy). Pada September 2024, pendapatan BRMS menjadi US$108,47 juta dari US$32,74 juta pada September 2023.

Melesatnya penjualan BRMS rupanya ditopang oleh pembelian emas oleh PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA). Emiten emas tersebut memborong emas BRMS sebanyak US$88,03 juta, padahal pada periode yang sama tahun lalu hanya membeli senilai US$13,02 juta.

Penjualan emas BRMS ke HRTA tercatat melambung sejauh 575,84% yoy. Selain karena diborong HRTA, emas BRMS juga terserap oleh pelanggan baru yakni, PT Elang Mulia Abadi Sempurna senilai US$18,44 juta. 

Di satu sisi, BRMS tak lagi mencatat penjualan ke PT Bhumi Satu Inti, di mana pada periode sebelumnya perusahaan ini membeli emas BRMS sebanyak US$18,51 juta. Dengan demikian, kontribusi penjualan emas mencapai US$106,47 juta atau setara dengan 98,15% dari total pendapatan BRMS, yakni US$108,47 juta. 

Selain emas, BRMS melaporkan penjualan perak sebesar US$1,99 juta, juga naik signifikan dari periode yang sama sebelumnya US$207.864. Lalu, perseroan tidak lagi mendapatkan pemasukan dari bisnis jasa penasihat pertambangan.

Adapun laba bersih perseroan juga terungkit 54% yoy menjadi US$16,43 juta dari sebelumnya US$10,64 juta pada September 2023. 

Agus Projosasmito, Direktur Utama BRMS, mengatakan,”Ada dua faktor utama yang menyebabkan kenaikan kinerja keuangan BRMS ditahun ini. Pertama, produksi emas kami terus meningkat dikarenakan kandungan emas yang diproses lebih tinggi di tahun 2024. Kedua, kenaikan harga jual emas ditahun 2024 juga berdampak positif terhadap kinerja keuangan Perusahaan.” 

Investment Analyst Stockbit, Hendriko Gani memproyeksikan, kinerja operasional BRMS pada kuartal IV-2024 akan lebih baik lagi. Ekspektasi tersebut didasarkan pada utilisasi pabrik gabungan yang akan tetap lebih tinggi dari ekspektasi dan kenaikan rata–rata harga penjualan (ASP) imbas harga emas global yang lebih tinggi dari kuartal sebelumnya.

Adapun volume produksi emas BRMS yang lebih tinggi dari ekspektasi  didorong oleh dua hal, yakni lebih tingginya kadar emas yang diolah (gold grade). “Berdasarkan perhitungan kami, gold grade BRMS selama 9M24 berkisar 1,4 gram/ton, di atas asumsi kami di level 1,2 gram/ton.”

Kemudian, utilisasi pabrik yang lebih tinggi dari ekspektasi. “Dengan asumsi blended recovery rate sebesar 88%, kami mengestimasikan 2 pabrik pengolahan emas di Poboya beroperasi pada tingkat utilisasi sebesar 73,5%. Estimasi kami tersebut lebih rendah dari tingkat utilisasi aktual BRMS selama 9M24 yang mencapai 90,5%, berdasarkan perhitungan kami.”