<p>Ilustrasi emas batangan. / Pixabay</p>
Pasar Modal

Emas Dunia Masih Berpotensi Menguat, Inilah Faktor-faktor Pendukungnya

  • Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga emas belum kehabisan tenaga dan levelnya mencapai ke posisi tertinggi dalam kurun waktu delapan bulan.
Pasar Modal
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Harga emas dunia masih berpotensi menguat karena adanya beberapa faktor pendukung yang mendorong minat terhadap logam kuning.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga emas belum kehabisan tenaga dan levelnya mencapai ke posisi tertinggi dalam kurun waktu delapan bulan.

Ekspektasi perlambatan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed) dikatakan Ibrahim telah mendorong kenaikan kuat pada emas dalam dua pekan terakhir.

"Pedagang sekarang menunggu lebih banyak sinyal untuk mengkonfirmasi tren ini. Pidato dari beberapa pejabat The Fed dijadwalkan minggu ini," ujar Ibrahim dikutip dari riset harian, Kamis, 19 Januari 2023.

Ibrahim menambahkan, potensi penguatan pada emas dunia diikuti oleh pelemahan pada dolar AS. Walaupun dolar mendapatkan kembali kekuatan pada minggu ini, namun penguatannya terbatas karena pelaku pasar tengah menunggu pertemuan bank sentral Jepang.

"Setiap sinyal hawkish dari bank sentral saat ini dapat mengguncang dolar AS dan memberikan lebih banyak dukungan untuk emas, terutama karena pengetatan kebijakan moneter ultralonggar bank sentral Jepang menyebabkan lebih banyak tantangan ekonomi global," kata Ibrahim.

President dan Founder Astronacci Aviatio Gema Merdeka Goeyardi menjelaskan bahwa pelemahan pada dolar AS, ditambah denagn meningkatnya kekhawatiran akan resesi tahun ini, membuat emas naik tajam ke level tertinggi lebih dari delapan minggu lalu.

"Logam kuning sekarang diperdagangkan sekitar US$160 (Rp2,42 juta dalam asumsi kurs Rp15.137 per-dolar AS) di bawah rekor tertinggi, di tengah meningkatnya taruhan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga lebih lambat tahun ini," kata Gema dikutip dari riset harian, Kamis, 19 Januari 2023.

Gema pun mengatakan, faktor makroekonomi yang membatasi emas sekarang telah memberikan keleluasaan pada logam kuning untuk menguat.

"Pertumbuhan global menunjukkan tanda-tanda daya apung, ketidakpastian makro, dan inflasi sudah berkurang, dan emas dengan cepat menanjak ke atas," papar Gema.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi China yang melambat masih bisa ditoleransi oleh pelaku pasar karena adanya optimisme bahwa negeri Tirai Bambu akan memasuki pemulihan setelah pelonggaran pembatasan aktivitas pandemi COVID-19.

Pada perdagangan pasar Eropa, Rabu, 18 Januari 2023 pukul 20.20 WIB, harga emas dunia diperdagangkan di level US$1.918,34 (Rp29,03 juta dalam asumsi kurs Rp15.137 per-dolar AS).

Menurut Ibrahim, untuk perdagangan Kamis, 19 Januari 2023, harga emas diperkirakan menguat di rentang US$1.895 (Rp28,7 juta) - US$1.938 (Rp29,33 juta) per-troyounce.