Embargo Batu Bara Rusia Mulai Agustus, RI Bakal Keciprat Untung Lagi?
- Menanggapi pemberlakuan embargo batu bara Rusia oleh Uni Eropa, pengamat menilai bahwa sanksi tersebut dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk bisa memperoleh keuntungan ditengah melonjaknya harga internasional yang diprediksi akan segera terjadi seiring diberlakukannya kebijakan tersebut.
Nasional
JAKARTA - Uni Eropa telah menyepakati pemberlakukan embargo atau larangan perdagangan bagi komoditas emas hitam tersebut ke seluruh negara anggota Uni Eropa mulai Agustus 2022 mendatang. Kebijakan itu diambil sebagai buntut atas memanasnya konflik Rusia-Ukraina beberapa hari terakhir.
Sanksi ekonomi tersebut merupakan yang pertama kalinya dilakukan oleh Uni Eropa kepada Rusia di sektor energi. Sebelumnya, Uni Eropa telah memberlakukan sejumlah sanksi lainnya berupa pemutusan bank-bank rusia dari sistem pembayaran internasional SWIFT hingga larangan ekspor produk teknologi oleh negara Uni Eropa ke Rusia.
Menanggapi pemberlakuan embargo batu bara Rusia oleh Uni Eropa, pengamat energi yang merupakan Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai bahwa sanksi tersebut dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk bisa memperoleh keuntungan ditengah melonjaknya harga internasional yang diprediksi akan segera terjadi seiring diberlakukannya kebijakan tersebut.
"Saya kira ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengisi pasar yang ditinggalkan oleh Rusia. Apalagi, Rusia menguasai 17,8% dari pasar ekspor batu bara secara global setelah Australia dan Indonesia," ujar Mamit kepada trenasia.com pada Senin, 11 April 2022.
Mamit pun menyarannkan agar Indonesia melakukan upaya untuk meningkatkan angka produksi dari komoditas julukan emas hitam tersebut untuk mempersiapkan momentum lonjakan harga batu bara yang akan datang akibat sanksi embargo oleh Uni Eropa.
- Harga Minyak Mentah Merosot Imbas Gencatan Senjata Yaman
- Kenapa Tank T-72 Rusia Bernasib Sengsara di Ukraina?
- Progres Jalan Tol Kuala Tanjung - Parapat Capai 68 Persen, Seksi 1 dan 2 Ditargetkan Rampung 2022
"Indonesia harus meningkatkan produksi mereka sehingga akan memberikan dampak terhadap penerimaan negara dan juga pendapatan bagi perusahaan sendiri. Hal ini dikarenakan harga batu bara akan tetap tinggi ditengah embargo UE (Uni Eropa) ini," terang Mamit.
Sementara itu, harga batu bara sendiri memang saat ini terpantau sudah mulai beranjak naik mendekati kembali level psikologis US$300 per ton. Di pasar berjangka ICE Newcastle, komoditas tersebut terpantau telah mengalami kenaikan sebesar 2,32% menjadi US$291,6 per ton dikutip Senin, 11 April 2022 pukul 10.04 WIB.
Adapun harga batu bara acuan atau HBA periode April juga kini telah menyentuh level tertinggi sepanjang masa sebesar US$288,4 per ton, terhitung naik signifikan sebesar 41,5% dibandingkan dengan HBA pada periode sebelumnya di bulan Maret 2022.
"Harga komoditas batu bara global pun ikut terpengaruh (Embargo), sehingga HBA di bulan ini melonjak siginifikan hingga 41,5% dari bulan Maret 2022 sebesar USD203,69 per ton," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan pers diktip Senin, 11 April 2022.
Adapun bagi Rusia, sanksi embargo batu bara oleh Uni Eropa tersebut tentunya sangat berpengaruh bagi pendapatan negaranya. Terlebih mengingat pangsa penjualan batu bara Rusia di Uni Eropa mencapai 45%. Dengan kebijakan itu, Rusia berpotensi akan kehilangan pendapatan hingga 4 Miliar Euro per tahun.