Pekerja berjalan di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di Mail Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta 17 Oktober 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Emiten Asuransi YOII Gelar IPO Mini Awal 2025, Bagaimana Kinerjanya?

  • PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) akan melantai di Bursa Efek Indonesia pada Januari 2025. Emiten ini menargetkan dana IPO hingga Rp45,3 miliar, dengan 80% dialokasikan untuk pemasaran dan 20% untuk pengembangan aplikasi serta SDM.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII), sebuah perusahaan asuransi digital, akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada awal tahun 2025. Meskipun dana yang dihimpun dari aksi korporasi ini tergolong kecil, prospek emiten ini tetap menarik untuk diperhatikan.

Berdasarkan prospektus yang dirilis emiten yang menggunakan kode saham YOII Sebanyak-banyaknya 412.087.500 saham biasa atas nama (12,03% dari modal setelah IPO). Adapun masa penawaran awal alias bookbuiling perusahaan berlangsung pada 10-18 Desember di kisaran Rp100-110 per saham.

Mengacu pada harga tersebut, YOII berpotensi meraup dana maksimal sebesar Rp45,3 miliar. Masa penawaran umum akan berlangsung pada 24–30 Desember 2024, sementara pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia dijadwalkan pada 3 Januari 2025.

Adapun penggunaan dana IPO, sekitar 80% akan dialokasikan untuk biaya pemasaran, termasuk strategi usaha, distribusi produk, dan peningkatan brand awareness. Sisanya, sebesar 20%, akan digunakan untuk pengembangan aplikasi serta sumber daya manusia, mencakup perekrutan di bidang teknologi, teknik, dan operasional.

Asal tahu saja, Asuransi Digital Bersama adalah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi umum konvensional dengan fokus pada digitalisasi layanan asuransi. Berdiri sejak tahun 1987 dengan nama awal PT Sarana Lindung Upaya, perusahaan ini telah berkembang menjadi pemain di sektor asuransi digital,

Diketahui, pengendali PT Asuransi Digital Bersama Tbk adalah Adi Wibowo Adisaputro, yang memiliki 48,09% saham sebelum IPO. Setelah IPO, Adi Wibowo Adisaputro masih menjadi pemegang saham terbesar dengan kepemilikan sekitar 42,30%. 

Dari sisi kinerja, semester I-2024, PT Asuransi Digital Bersama mencatatkan pendapatan underwriting sebesar Rp142,2 miliar, meningkat pesat dari Rp16,1 miliar pada periode yang sama di tahun 2023.

Selain itu, perusahaan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp15,92 miliar pada semester I 2024, berbalik dari kerugian bersih Rp1,26 miliar yang dialami pada semester I 2023. Kinerja ini menunjukkan adanya perbaikan yang signifikan dalam operasional perusahaan.

Secara keseluruhan, total aset perusahaan pada semester I 2024 tercatat sebesar Rp262,05 miliar, meningkat dari Rp252,20 miliar pada akhir tahun 2023. Liabilitasnya juga turun signifikan menjadi Rp95,18 miliar, dibandingkan dengan Rp147,06 miliar pada akhir 2023.

Sementara itu, ekuitas perusahaan meningkat tajam, dari Rp105,14 miliar pada akhir 2023 menjadi Rp166,87 miliar pada semester I 2024, yang mencerminkan upaya perusahaan dalam memperkuat posisi keuangan menjelang pelaksanaan IPO.

Direktur Utama PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII), Adi Wibowo Adisaputro, dalam keterangan persnya mengungkapkan bahwa sekitar 80% dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk biaya marketing, termasuk strategi usaha, distribusi produk, dan peningkatan brand awareness.

“Sementara 20% sisanya akan dialokasikan untuk pengembangan aplikasi, infrastruktur penunjang, serta pengembangan SDM, termasuk perekrutan karyawan di bidang teknologi dan operasional,”jelasnya dikutip pada Rabu, 11 Desember 2024.

Adi juga menilai saat ini adalah waktu yang tepat untuk mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dan menyebutkan bahwa PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk ditunjuk sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Dana yang diperoleh dari IPO, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan.

Adi menambahkan, perusahaan akan mengembangkan layanan asuransi umum secara online melalui platform digital, memungkinkan pelanggan mengakses informasi, mengajukan klaim, dan berinteraksi dengan perusahaan secara elektronik.