Emiten Emas Taipan Peter Sondakh Siapkan Capex Rp850 Miliar, Buat Apa Saja?
- PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) menyiapkan anggaran belanja modal atau capex sebesar setara Rp850 miliar sepanjang 2024. Dana ini akan digunakan untuk beberapa keperluan guna target kenaikan pendapatan tercapai.
Korporasi
JAKARTA - PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) perusahaan produsen emas milik taipan Peter Sondakh menyiapkan anggaran belanja modal atau capex sebesar US$50 juta atau setara Rp850 miliar (kurs Rp16.200) sepanjang 2024. Dana ini akan digunakan untuk beberapa keperluan guna target kenaikan pendapatan sebesar 10-15% dapat tercapai.
Direktur Utama Archi Indonesia Rudy Suhendra mengatakan target kenaikan pendapatan itu didukung oleh proyeksi melonjaknya harga emas di atas US$2.360 per ons/oz. "Kami berharap, harga emas tetap stabil atau bahkan lebih tinggi dari level saat ini," terang Rudy dalam paparan publik dikutip pada Jumat, 6 Juni 2024.
Kenaikan harga emas memang memberikan keuntungan tersendiri bagi ARCI. Namun, kata Rudy, perseroan telah sepakat tidak menaikkan target produksi emas lantaran terjadi bencana alam di liang tambang (Pit) Araren di Sulawesi Utara.
- Tak Hanya Karena Cukai Tinggi, Struktur Tarif Juga Picu Pergeseran Konsumsi Rokok
- Kredit Macet Ikut Naik Tatkala Profitabilitas Bank Digital Tengah Ngebut
- Prakiraan Cuaca Besok dan Hari Ini 07 Juni 2024 untuk Wilayah DKI Jakarta
Kendati begitu, capex yang diinvestasikan tahun ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Sebagian besar dari modal sebesar US$50 juta yang telah disiapkan akan digunakan oleh perseroan untuk perbaikan dan pengembangan Pit Araren yang dijadwalkan akan selesai pada tahun ini.
Bahkan, kata Rudy, ARCI telah merealisasikan pengeluaran modal sekitar US$20 juta sepanjang kuartal I-2024. Asal tahu saja, Pit Araren dikelola PT Meares Soputan Mining (MSM), anak usaha ARCI yang memiliki Kontrak Karya (CoW) "Generasi ke-4" hingga tahun 2041 dengan jaminan dua kali perpanjangan maksimum 10 tahun per periode.
MSM sendiri mengoperasikan konsesi seluas 8.969 hektar dan melakukan penambangan emas dari tiga tambang terbuka, yaitu Toka Tindung, Marawuwung, dan Araren. Pada tahun lalu, ARCI sukses membukukan pendapatan sebesar US$249,63 juta, yang melesat 13,28% secara tahunan dari posisi tahun sebelumnya US$216,47 juta.
Jika diuraikan, segmen pertambangan emas berkontribusi sebesar US$177,24 juta, diikuti oleh perdagangan dan pengolahan emas sebesar US$72,38 juta, serta pendapatan operasional lainnya sebesar US$5,14 juta.
Unit Bisnis Geothermal
Selain itu, ARCI juga mengumumkan pembentukan kemitraan (joint venture) dengan PT Ormat Geothermal Indonesia untuk mengembangkan proyek Geothermal berkapasitas 40 megawatt.
Rudy mengungkapkan bahwa JV yang bernama PT Toka Tindung Geothermal sedang dalam proses pengajuan izin eksplorasi kepada Kementerian HAM. Langkah diversifikasi ini mencerminkan strategi ARCI untuk memperluas ragam bisnisnya.
- Komentar Bank BCA (BBCA) Usai Sahamnya Capai Titik Terendah Tahun Ini
- Mengintip Profil Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho
- Ormas Girang Dapat Jatah Tambang
Setelah JV terbentuk, tahap berikutnya adalah eksplorasi lebih lanjut dan pembangunan pabrik. Rudy menegaskan bahwa proyek energi baru terbarukan (EBT) ini mendapat respons positif dari pemerintah yang ingin mempercepat proses pembentukan JV.
proyek ini diharapkan dapat menyediakan sumber daya listrik tambahan, terutama bagi ARCI dan wilayah Sulawesi Utara. "Ini adalah langkah penting untuk masa depan kami dan masyarakat sekitar," pungkas Rudy.
Sebagai tambahan, Peter Sondakh, yang merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia, tercatat menjadi pemegang saham mayoritas ARCI sebesar 85% atau 21.109.650.000 lembar saham melalui PT Rajawali Corpora. Emiten emas ini melakukan penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 2021 lalu.