T VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) resmi menyerahkan 22 unit bus listrik kepada PT Mayasari Bakti yang merupakan kelanjutan dari penggunaan 30 bus sejenis ber-merk BYD jenis K-9 lowdeck yang telah beroperasi sebelumnya. Pasokan bus listrik ini merupakan komitmen dalam mendukung upaya pemerintah melakukan transisi menuju penggunaan energi hijau, terutama di bidang elektrifikasi transportasi di DKI Jakarta.Selasa 14 Maret 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

Emiten Kendaraan Listrik VKTR Gandeng Pertamina Power Pacu Bisnis EV, Cek Rekomendasi Sahamnya

  • Saham PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) emiten kendaraan listrik Grup Bakrie diproyeksikan semakin menarik.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) emiten kendaraan listrik Grup Bakrie telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Pertamina Power Indonesia (PPI) untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (EV). 

Kepala Sekretaris VKTR Indah Permatasari Saugi menyatakan bahwa penandatanganan perjanjian kerja sama antara emiten bersandikan VKTR dan Pertamina Power telah berlangsung pada Jumat, 15 Maret 2024, kemarin. 

"Perjanjian ini merupakan langkah awal kemitraan strategis terkait pengembangan fasilitas Mobility as a Service (layanan mobilitas) dengan PPI," papar Indah sapaan akrabnya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 20 Maret 2024. 

Baca Juga: Risiko Lebih Tinggi, Kendaraan Listrik Memerlukan Produk Asuransi Tersendiri

Untuk diketahui, Pertamina Power Indonesia adalah anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang berfokus pada sektor ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan, termasuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik dan baterai melalui kemitraan perusahaan di masa mendatang.

Indah mengungkapkan penandatanganan perjanjian tersebut, diharapkan dapat meningkatkan potensi pendapatan dan laba VKTR di masa mendatang. Ia juga menambahkan hingga pengungkapan informasi ini, tidak memiliki dampak material pada aspek hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan.

"Perjanjian ini bukan merupakan transaksi material serta bukan transaksi afiliasi dan benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, terutama di bidang pasar modal," pungkasnya

Rekomendasi Saham 

Berdasarkan data RTI Business pada penutupan perdagangan sesi I Rabu, 20 Maret 2024, saham bersandikan VKTR diparkir menguat 3,90% ke level Rp160 per saham. Dari sisi variasi harga, saham ini bergerak Rp154-167 per saham. 

Hingga sesi pertama, volume perdagangan VKTR yang memiliki market cap Rp7 triliun ini telah mencapai angka 356 juta dengan nilai turn over Rp57,8 miliar. Menariknya, sepanjang tahun ini atau (year-to-date/ytd) saham di bawah naungan Grup Bakrie ini telah menguat 33,3%. 

Lantas bagaimana rekomendasi sahamnya? Kiwoom Sekuritas Indonesia menyatakan prospek bisnis dalam segmen energi terbarukan masih cukup positif untuk tahun ini. Pernyataan ini didukung oleh kebijakan pemerintah, terutama dalam mendukung kendaraan listrik (EV) melalui kelanjutan insentif PPN.

Perpanjangan kebijakan insentif PPN hingga awal 2024 dianggap sebagai faktor positif bagi VKTR, produsen bus listrik di Indonesia, dalam menghadapi masa depannya. Tak ayal, perusahaan efek itu pun merekomendasikan trading buy untuk saham VKTR dengan target harga Rp171 per saham dan cut loss jika harga turun di bawah Rp143 per saham.

Baca Juga: Premi Asuransi Kendaraan Listrik Akan Lebih Tinggi Dibanding Konvensional

Kinerja Keuangan 2023

Ditinjau dari kinerja keuangannya, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk VKTR mengalami penurunan sebesar 89,06% secara year-on-year (yoy), mencapai Rp5,42 miliar hingga 31 Desember 2023 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 yang sebesar Rp49,59 miliar.

Sementara itu, penjualan emiten VKTR juga menunjukkan penurunan sebesar 0,87% yoy menjadi Rp1,06 triliun, dibandingkan dengan perolehan yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,07 triliun. 

Secara rinci, penjualan VKTR didukung oleh manufaktur yang berkontribusi sebesar Rp1,04 triliun, diikuti oleh perdagangan sebesar Rp105,07 miliar. Penjualan tersebut dikurangi dengan biaya eliminasi sebesar Rp89,83 miliar.

Meskipun terjadi penurunan penjualan, beban pokok VKTR juga mengalami penurunan sebesar 3,41% yoy menjadi Rp848,47 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 yang sebesar Rp878,46 miliar.

Walaupun demikian, laba bruto VKTR mencatatkan kenaikan sebesar 10,76% yoy menjadi Rp213,39 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp192,66 miliar